About Me

Kamis, 09 Januari 2014

MATERI RENAMG


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Berangkat dari ketentuan umum Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional tersebut, maka ditindaklanjuti dengan pemberlakuan kurikulum 2004 diharapkan tujuan-tujuan pendidikan secara menyeluruh akan tercapai. Mata pelajaran pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran disekolah merupakan media untuk menjangkau tujuan-tujuan pendidikan secara umum. Mata pelajaran Aktivitas Air (Akuatik) sebagai bagian dari isi kurikulum pendidikan jasmani belum begitu luas disentuh oleh sekolah-sekolah di beberapa daerah di wilayah negeri ini. Walaupun apa yang dihadapi dalam kehidupan, alam Indonesia banyak tantangan dengan keadaan di air. Baik berupa sungai, danau, tempat-tempat pemeliharaan ikan, bahkan sebagai, Negara kepulauan seharusnya setiap warga Negara harus mampu menguasai keterampilan aktivitas di air, karena secara geografis Wilayah Negara Kesatuan Republik Indunesia, laut lebih luas dari pada daratan. Aktivitas Air (Akuatik) disamping untuk ketahan diri individu juga tentunya ketahanan bangsa dan Negara akan sangat dibutuhkan demi kesejahteraan warga Negara serta pertahanan dan ketahanan negeri tercinta Indonesia.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain, dan olah raga yang direncanakan secara sistematik guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik, keterampilan motorik, keterampilan berfikir, emosional, sosisal, dan moral. Dengan pembekalan pengalaman belajar tersebut diharapkan dapat membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan yang oenting dan strategis dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai target keberhasilan tersebut salah satu yang sangat menentukan adalah tersedianya sumber daya manusia yang professional. Profesi yang langsung berhubungan dengan subyek dan obyek pendidikan adalah guru.
Dengan adanya peranan guru pendidikan jasmani, diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan profesionalismeguru. Berkaitan dengan hal tersebut maka upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme sangat diharapkan, baik dari lembaga atau non lembaga demi kemajuan di bidang pendidikan. Untuk itu maka pendidikan dan latihan Tingkat Dasar Guru Pendidikan Jasmani oleh Pusat Pengembangan Penataran Guru Keguruan Jakarta, membuat naskah pembelajaran Akuatik (Aktivitas Air).

B.     Materi Pembelajaran Aktivitas Air (Akuatik) di SD
Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani untuk Aktivitas Air (Akuatik) di SD, meliputi:
1.      Permainan di air
2.      Keselamatan di air
3.      Keterampilan/ketangkasan di air
4.      Renang
5.      Nilai (value) dan peraturan aktivitas lainnya.

C.    Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup dalam naskah ini meliputi:
1.      Keterampilan dan keselamatan di air
2.      Teknik dan latihan renang gaya bebas
3.      Penilaian berbasis kompetensi
4.      Lampiran-lampiran dalam perencanaan dan penilaian

D.    Permasalahan dan Pemecahannya
a.       Permasalahan
1.      Waktu yang tersedia
2.      Sarana dan prasarana yang kurang memadai
3.      Budaya daerah setempat
4.      Ekonomi Masyarakat
5.      Belum adanya buku pegangan guru
6.      Kualitas guru kurang memadai
b.      Pemecahan masalah
1.      Pengaturan waktu yang tepat
2.      Penetapan tempat pembelajaran
3.      Pemanfaatan lingkungan
4.      Memberi penyuluhan kepada wali murid
5.      Pendekatan kepada tokoh masyarakat setempat
6.      Mengusahakan pendanaan melalui sekolah
7.      Pengadaan buku pedoman
8.      Menggalakan MGMP dan Penataran Guru Bidang Studi Penjas


BAB III
MATERI PEMBELAJARAN

            Belajar adalah aktivitas yang menunjukkan terjadinya kemampuan-kemampuan baru yang relative tetap karena adanya usaha. Proses belajar terjadi karena interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam pendidikan jasmani berperan meningkatkan proses belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan. Dengan memperhatikan keadaan dan kepentingan anak didik, maka guru harus mengusahakan terjadinya interaksi eduakatif, yaitu interaksi antara guru dan anak didik yang didasarkan atas nilai-nilai dan norma-norma pendidikan yang terarah pada tercapainya tujuan pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut proses belajar mengajar atau disebut pembelajaran, perlu memperhatikan masukan instrumental yang meliputi kurikulum, program, materi, sarana dan prasarana, fasilitas, metode dan penilaian.
            Pola pembelajaran yang memenuhi criteria sederhana dan praktis dalam pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:
A.        Latihan pendahuluan atau latihan Pemanasan
1.      Memberikan kesempatan untuk melepaskan ketegangan setelah kegiatan lama yang tidak aktif.
2.      Menyiagakan tubuh menghadapi latihan yang sesengguhnya dengan meningkatkan fungsi pernafasan dan peredaran darah
3.      Menaikan suhu tubuh hingga otot – otot dapat berfungsi lebih baik.
Latihan pengantar harus terdiri dari bentuk gerak yang telah dikenal dan dikuasai sehungga dapat dilakukan dengan tempo yang tinggi
B.     Latihan inti atau inti pelajaran

1.      Belajar bentuk yang baru
2.      Mengulangi dan meperbaiki yang belum dikuasai sebagaimana mestinya
3.      Mengerjakan dengan memperhatikan pola gerak yang diajarkan
4.      Berusaha agar tanpa kesulitan menguasai pola gerak yang diajarkan
5.      Mengerjakan gerakan yang telah dikuasai dan yang telah dikenal
6.      Tekanan pada peningkatan prestasi yaitu : lebih cepat, lebih tinggi dan lebih kuat
7.      Ditekankan pada perbaikan teknik gerak atau lebih efektif
8.      Gabungan berbagai gerak yang berlainan. Bagian ini dilakukan dengan tempo yang tinggi dan merupakan puncak pembelajaran. Evaluasi atau penilaian keberhasilan pembelajaran dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan jika perlu penilaian dilakukan secara khusus setelah pembelajaran selesai dengan alokasi waktu secukupnya

C.     Latihan penutup atau latihan penanganan
Latihan penutup merupakan latihan penenangan agar dapat kembali kedalam kelas dengan tertib dan mampu menerima pelajaran selanjutnya.
Berikut beberapa tindakan didaktik dalam pembelajaran :
A.                Tindakan didaktik dalam latihan pendahuluan
-          Ketetapan bahan pembelajaran
-          Menghitung jumlah murid/siswa
-          Berdoa
-          Tindakan pengawasan keselamatan
-          Penyampaian informasi bimbingan
-          Bentuk intruksi tugas
-          Bentuk intruksi perintah
-          Posisi dan formasi kelas
-          Tingkat aktifitas
-          Pengguna alat pendengaran

B.                 Tindakan didaktik dalam latihan inti
-          Penjelasan dan maksud serta tujuan pembelajaran
-          Penyampaian dan maksud serta tujuan pembelajaran
-          Penyampaian informasi bimningan\pemberian contoh
-          Urutan pembelajaran
-          Dorongan motivasi
-          Posisi dan formasi kelas
-          Perhatian individual
-          Bentuk intruksi tugas
-          Bentuk intruksi perintah
-          Pembagian giliran
-          Jumlah giliran
-          Pemberian bantuan herbal
-          Pemberian bantuan tindakan
-          Latihan pengganti
-          Tingkat aktifitas
-          Penggunaan alat perlengkapan ketertiban
-          Koreksi umum
-          Penilaian criteria proses(kualitatif), dengan pengamatan, missal; teknik gerakan, keserasian gerakan, koordinasi gerakan, dsb.
-          Penilaian criteria hasil (kuantitatif) dengan diukur, missal; menghitung kemampuan jarak renang dengan diambil waktu, meluncur, renang 25 m, dsb.

C.                 Tindakan didaktik dalam latihan penutup
-          Penyampaian informasi bimbingan
-          Posisi dan formasi kelas
-          Yang menyenangkan atau gembira
-          Berdoa






A.    KESELAMATAN DI AIR

Kemampuan untuk mengapung, meluncur, berputar haluan, terjun, menekuk tubuh, menyelam, timbul, dan berputar ditempat dalam keadaan tanpa berat dapat membawa kesenangan tersendiri untuk merasa nyaman di air bagaikan merasa di rumah sendiri. Kemampuan itulah yang harus dikuasai sebelum belajar renang diantara empat gaya yang ada dalam perlombaan. Pada umumnya, orang yang dapat mengatasi berbagai kondisi di air akan lebih aman dari pada orang yang tidak dapat berenang. Namun demikian, seorang perenang tidak dapat tenggelam, bahkan perenang terbaik sekalipun akan menghadapi situasi dimana dirinya cidera atau sangat lelah sehingga dapat tenggelam.

Ketakutan yang berlebihan terhadap air tidak ada gunanya, tetapi rasa segan terhadap hokum-hukum fisik yang mengatur air tersebut sangat diperlukan. Hati-hati merupakan kunci dari keselamatan, berikut hal-hal yang harus di perhatikan dalam aktifitas di air

·         Jangan berenang sendirian. Aktivitas di air perlu didampingi seseorang untuk dimintai pertolongan dalam keadaan darurat.
·         Kenali daerah dimana akan melakukan aktifitas di air, seperti kedalaman air karena bahaya-bahaya tersembunyi tidak terlihat dari atas permukaan air
·         Jangan memasukan sesuatu makananan dimulut sewaktu berenang. Pola pernfasan dalam renang memerlukan kerongkongan dan mulut yang kososng
·         Jangan berlari-larian, dorong-dorongan atau kuda-kudaan di tepi kolam. Daerah pelataran kolam biasanya basah, licin, dan kecelakaan dapat dengan mudah terjadi

Untuk membantu berlatih aktuvitas di air (Akuatik) atau berenang dubutuhkan alat – alat seperti; papan pelampung, sabuk pelampung, kaki pelampung, masker, snorkel, kacamata renang, penjepit hidung, sepatu katak dan kaos kaki, stop watch, dsb. Dari beberapa alat tersebut ynag dominan dan dipergunakan untuk berlatih yaitu; kacamata renang, papan pelampung, dan pelampung kaki

B.     RENANG GAYA BEBAS

Gaya bebas adalah satu-satunya gambaran berenang karena gaya ini merupakan gaya yang tercepat, dan berdasarkan gaya ini pula kehebatan berenang seseorang dinilai. Pada umumnya orang-orang yang menonton kompetisi renang tidak akan kagum dengan sebeberapa kuat ayunan kaki menggunting yang dilakukan, ataupun seberapa jauh untuk meluncur pada setiap kayuhan renang gaya dada mudahnua renang seseoarang dalam gaua bebas.

Untuk berenang dengan baik harus diingat bahwa berenang bukan supya seseorang tetap mengapung, tetapi bahwa daya apung tubuh seseorang akan selalu membuat tubuh itu mengapung, baik bila seseorang berenang maupun tidak. Oleh karena itu berenang gaya bebas dengan posisi terlungkup sambil meluncur dengan santai. Kemudian akan terlihat secara berurutan pola gerakan yang benar dari gerakan mengayun kaki, koordinasi tangan-kaki, dan pernafasan.

Ayunan kaki gaya bebas

Mulai gerakan mengayun kaki sacara teratur dengan jenis ayunan kaki bebas yang santai. Pergelangan kaki harus benar-benar lemas hingga telapak kaki berayun tepat pada pergelangan kaki tersebut. Tekanan air yang diakibatkan oleh ayunan kearah bawah akan menekan bagian punggung telapak kaki sehingga telapak kaki menjadi lurus. Lutut harus berhenti bergerak kebawah pada kedalaman sekitar 23 sentimeter, dan bagian bawah kaki, pergelangan dan telapak kaki harus terus bergerak kebawah sampai lutut menjadi lurus.

Pada saat lutut dalam posisi lurus maka seluruh kaki yang sedang dalam keadaan lurus tersebut diayun kembali keatas. Dengan pergelangan kaki benar-benar lemas, ayunan keatas tersebut akan membuat pergelangan kaki tertekuk oleh tekanan air pada telapak kaki. Kaki harus terus bergerak keatas sampai tumit kaki anda mencapi permukaan air. Pada saat tumit mencapai permukaan, stop gerakan keatas dan lanjutkan dengan ayunan kaki kembali kebawah. Kaki yang sebelah bergerak dalam pola gerakan yang sama, tapi kearah berlawanan.
Kayuhan tangan gaya bebas

Kayuhan tangan dapat dimulai dengan tangan kanan ataupun kiri. Namun demikian, supaya lebih jelas dan lebih singkat, dijelaskan gerakan tangan dengan menggunakan tangan kanan lebih dahulu dan tangan tersebut akan mengayuh sesuai jalur huruf-S (lihat gambar)

Gambar1: Pola kayuhan tangan huruf-S

Dalam posisi meluncur telungkup dengan kedua tangan terjulur kedepan, telapak kaki sekitar 3 centimeter dibawah permukaan air dengan jari-jari lurus rapat tetapi lemas. Tekuk pergelangan tangan ke dalam, jari-jari miring menunjuk kebawah dan keluar sekitar 45 derajat. Tekuk sedikit sikut pada saat memutar tangan, sehingga telapak tangan sedikit menghadap keluar. Pertahankan posisi tangan dan sikut tersebut kuat-kuat dan gerakan tangan kea rah luar sehingga telapak tangan bergerak miring sajauh 5-7 sentimeter.

Gambar2: Daya dorong pertama dari katuhan tangan, dilihat dari depan (a) dan                       dari samping (b)
Pada saat telapak tangan selesai bergerak keluar putarlah tangan dengan mulus, luruskan pergelangan tangan, dan tekuk sikut membentuk sudut 100 derajat, sehingga jari-jari tangan menuinjuk miring kebawah, menyilang dan kebelakang menuju garis tengah dari tubuh pada ketinggian setinggi dagu. Gerakan ini berupa gerakan mengayuh.


Gambar3: Daya dorong kedua dari kayuhan tangan, dilihat dari depan (a) dan                          dari samping (b)

Sikut tetap ditekuk 90 derajat sementara seluruh tangan, mulai dari bahu, meneruskan gerakan mengayuh. Pada titik ini, lengan atas harus setinggi bahu dan agak miring sedikit ke luar, sehingga, dengan sikut ditekuk 90 derajat, telapak tangan tepat berada dibawah dagu pada garis tengah tubuh. Sekarang tangan sudah dalam posisi terbaik untuk melakukan kayuhan. Seluruh bagian tangan-lengan bawah, pergelangan tangan, telapak tangan, dan lengan atas dalam posisi tegak lurus dengan arah kayuhan


Gambar4: Tampak muka (a) dan samping (b) dari daya dorong yang dihasilkan                        oleh seluruh tangan
Sambil mendorong, pergelangan tangan mulai dilemaskan, dan tekanan air akan menekuk pergelangan tangan kebelakang sefingga telapak tangan tetap tegak lurus dengan aeah dorongan.

Gambar5: Daya dorong dari telapak tangan.

Luruskan sikut sambil tetap mendorong, dan telapak tangan bergerak sampai ke samping paha atas. Dalam melakukan kayuhan dorongan ini tubuh akan sedikit berputar sehingga bahu kanan akan ke luar menembus permukaan air. Dalam posisi-akhir-kayuhan ini, ibu jari tangan harus berada pada posisi sekitar 2 sentimeter di atas paha, sikut lurus, dan telapak tangan menghadap ke atas.

Gambar6: Posisi akhir-kayuhan

Gerakan pemulihan tangan dengan mengangkat sikut keatas dan ke depan, dengan hanya menggunakan otot bahu, sementara sikut pergelangan tangan dan telapak tangan tetap lemas. Pastikan bahwa gerakan tangan memutar kearah dalam dari pangkal bahu, pada waktu tangan bergerak melewati bahu dan bergerak ke depan, mulai meluruskan sikut, dengan bahu kanan tetap terangkat, dan mulai untuk menjangkau melewati “atas tabung imajinasi” untuk kemudian menyentuh air dengan ujung jari pada titik sejauh mingkin di depan kepala.

Gambar7: Posisi melewati atas-tabung-imajinasi

Mulai mengayuh dengan tangan kiri pada saat ujung jari tangan kanan berada dalam posisi setinggi sekitar 4 sentimeter di atas air dalam gerakan pemulihan tangan kanan. Gerakan tangan kiri juga mengikuti pola huruf-S yang serupa dengan gerakan tangan kanan.

Koordinasi Tangan-Kaki

Gaya bebas modern memberikan lebih banyak keleluasaan untuk memilih pola koordinasi tangan kaki daripada gaya bebas klasikm Amerika 6-hitungan atau gaya bebas Australia 4-hitungan yang lebih kuno. Ayunan dalam gaya bebas semakin berkurang pentingnya bila kita ingat bahwa ayunan kaki bebas memerlukan tenaga yang cukup banyak padahal daya dorong yang dihasilkannya sedikit. Ada berbagai variasi dalam pola koordinasi yang sering digunakan oleh perenang cepat. Ada yang menggunakan pola klasik 6-hitungan, terutam apara perenang cepat. Ada yang menggunakan pola 4 atau 2-hitungan, terutama perenang jarak jauh, dan ada juga yang menggunakan ayunan kaki hanya sebagai penjaga keseimbangan.

Koordinasi Gerakan Gaya bebas Amerika

Jika belu tebiasa pola ini, telebih dahulu harus menghitung setiap ayunan kaki ke bawah dalam putaran 6-hitungan. Mulai mengayuh dengan tangan kanan pada saat kaki kiri mengayuh ke bawah pada hitungan 1. Biarkan tangan kiri rileks dalam posisi meluncur lurus. Kayuh dengan tangan kanan pada saat kaki kanan mengayun ke bawah pada hitungan 2. Dan lakukan gerakan pemulihan tangan kanan pada waktu kaki kiri mengayun ke bawah pada hitungan 3. Tangan kanan harus masuk ke dalam air, dengan ujung jari menyrntuh air lebih dahulu sejauh mungkin di depan, pada saat kaki kanan diayun kebawah pada hitungan 4. Tangan kiri mulai bergerak mengayuh sesaat sebelum hitungan ke-4, dari posisi meluncur dengan telapak tangan pada kedalaman sekitar 20 sentimeter kayuh terus ke belakang pada hitungan ke-5 ayunan kaki kiri, pulihkan pada hitungan ke-6 ayunan kaki kanan, dan masuk kembali ke air pada hitungan 1 dan 4 sabagai hitungan kunci untuk mempertahankan koordinasi gerakan tangan mulai bergerak mengayuh pada saat tangan yang lain sedang akan kembali masuk ke air.

Pernafasan
           
Pernafasan dikoordinasikan dengan gerakan tangan. Tolehkan kepala pada hitungan 1 atau 4 dan hiruf nafas pada hitungan 2 atau 5, tergantung pada apakah ingin bernafas ke sisi kiri kanan. Perhatikan bahwa untuk mengambil nafas harus menolehkan kepala, dan bukan mengangkatnya. Penghirupan nafas pada hitungan ke-2 (atau ke 5), tangan anda menyelesaikan gerakan mengayuh, telapak tangan tetap dalam air, dan bahu anda berputar agar lengan dapat terangkat untuk gerakan pemulihan.

Jika menunggu untuk bernafas sampai tangan sudah di atas air dalam gerakan pemulihan, beban tambahan yang diakibatkan oleh tangan yang sudah tidak didukung daya apung tersebut akan memaksa untuk mendapatkan daya apung tambahan dengan mendorong air ke bawah menggunakan tangan yang terjulur ke depan, mulut tetap terangkat sewaktu mengambil nafas. Sehingga, tangan depan menjadi terlalu dalam pada waktu kayuhan berikutnya dilakukan. Akibatnya, akan kehilangan koordinasi dan daya dorong.

Putar kembali ke dalam air pada hitungan 4 (atau 1). Mulailah penghembusan nafas pada saat wajah sudah di dalam air, tapi ada lain untuk menghembuskan nafas. Ada perenang yang lebih menyukai untuk menghembuskan hanya sedikit udara pada waktu mengayuh dengan tangan sisi bukan pernafasan tersebut, menahan nafas sampai sesaat sebelum wajah menembus permukaan untuk pengambilan nafas berikutnya. Kemudian, sebagian besar udara dihembuskan sekuatnya pada saat mulut mulai nak menembus permukaan. Metode yang disebut terakhir ini sering disebut sebagai metode “ledakan,” dam memiliki manfaat berupa bersihnya mulut dari air tersisa sehingga semakin kecil kemungkinan perenang tersebut untuk menelan air pada waktu menghirup udara.

Gambar 8 Teknik Renang Gaya Bebas.
Tahap Persiapan







C.    Latihan  Gaya Bebas

1.         Latihan Ayunsn Kaki Gaya Bebas
Dengan papan pelampung dipegang dengan menjulurkan kedepan, meluncur telungkup sambil mengayun kaki secara perlahan. Ayunan kakipada tahap awal tidak perlu terlalu kuat, lutut ditekuk sekitar 30 derajat hanya pada kaki diayunkan ke bawah. Ayunan kaki mulai dari pinggul dan lemaskan pergelangan kaki sepenuhnya, serta biarkan telapak kaki berayun-ayun. Kedua kaki harus tetap saling rapat. Jarak vertikal antara kedua telapak kaki sekitar 6-50 sentimeter, dan jarak vertical antara kedua lutut sekitar 23-25 sentimeter. Bernafaslah senyaman mungkin.

Hitung ‘satu” pada saat kaki-sisi-pernafasan anda mengayun ke bawah dan lanjutkan menghitung setiap ayunan kaki ke bawah dalam susunan 6-hitungan. Pada awalnya, biarkan tubuh berputar sedikit; beri penekanan pada hitungan 1 dan 4, kemudian hentikan pemberian penekanan tersebut secara bertahap. Pastikan bahwa anda menghitung setiap ayunan kaki. Jika lupa menghitung maka hentikan hitungan, dan mulai menghitung kembali secara perlahan. Jangan putus asa bila hanya mendapat sedikit daya dorong-jangan coba mengayun kaki untuk mendapatkan kecepatan. Terus ayunkan kaki dengan santai rileks, jika mencapai tepi kolam, putar haluan dan lakukan tolakan.
Gamabar 9: Latihan kaki dengan pelampung di tangan.

2.      Ayunan Kaki Gaya Bebas Dengan Sepatu Katak Dan Papan Pelampung.
Dengan mengenakan sepatu katak, peganglah sebuah papan pelampung dengan lengan anda di atas papan sementara jari-jari mencengkram ujung depan papan pelampng. Kepala harus tetap teangkat; letakkan dagu anda pada papan pelampung jika di inginkan. Ayunkan kaki secara teratur dengan pergelangan kaki lemas, hitung dalam putaran 6-hitungan. Coba untuk menghirup nafas dalam 2 hitungan, dan hembuskan nafas dalam 4 hitungan. Jangan terlalu menekuk lutut, coba untuk mempertahankan sepatu katak di dalam air. Ayunkan kaki secara perlahan dan santai.

3.      Ayunan Kaki Gaya Bebas Dengan Masker, Sepatu Katak, Dan Snorkel.
Dengan mengenakan sepasang sepatu katak, masker dan snorkel. Biarkan tangan anda di samping paha, atau tangan kanan dan kiri saling berpegangan di belakang tubuh, lalu ayunkan kaki dalam putaran 6-hitungan, angkat dagu sedikit pada waktu melihat ke depan, hembuskan nafas dalam 4 hitungan. Pada saat mencapai tepi kolam, gunakan tangan untuk berputar haluan dan melakukan tolakan.
Gambar10: Ayunan kaki gaya bebas dengan masker, sepatu katak, dan snorkel.
4.      Ayunan Kaki Dan Kayuhan Tangan Gaya Bebas Dengan Tangan Sisi-Bukan-Pernafasan.
Pegang sebuah papan pelampung dengan kedua tangan, dan julurkan sepenuhnya ke depan. Ayunkan kaki dalam putaran 6-hitungan, mulai dengan kaki sisi-pernafasan. Setelah dua putaran penuh ayunan kaki, kayuh dengan tangan sisi-bukan-pernafasan pada hitungan 1 dan 2, pulihkan tangan tersebut pada hitungan 3, dan tangan tersebut kembali memegang papan pelampung pada hitungan 4. Hembuskan nafasdalm 4 hitungan pertama, kemudian hirup nafas dalam hitungan 5 dan 6, pada saat tangan kembali memegang papan. Ulangi pada hitungan 1 dengan tangan yang sama. Teruskan mengayun kaki dan mengayuh dengan tangan sisi-bukan-pernafasan.

5.      Ayunan Kaki Dan Kayuhan Tangan Gaya Bebas Dengan Tangan Sisi-Pernafasan.
Dengan memegang sebuah papan pelampung dengan kedua tangan terjulur sepenuhnya ke depan. Ayunkan kaki dalam putaran 6-hitungan, mulai dengan kaki sisi penafasan. (a). Setelah dua putaran penuh, mulai mengayuh dengan tangan sisi pernafasan pada hitungan 4. (b). Kayuh sepenuhnya dalm hitungan 4 dan 5, pulihkan pada hitungan 6, dan tangan kembali memegang papan pada hitungan 1. Hirup nafas dalam hitungan 5 dan 6 dan hembuskan nafas dalm hitungan 1 sampai 4. Terus ayunkan kaki dan kayuh dengan tangan sisi-pernafasan.

6.      Ayunan Kaki Dan Kayuhan Gaya Bebas Dengan Papan Pelampung, dan Snorkel.
Dengan mengenakan snorkel dan memegang papan pelampung pada kedua tangan terjulur ke depan, ayunkan kaki mulai hitungan 6-hitungan dengan kaki sisi pernafasan. Setelah dua putaran penuh ayunan kaki, mulai mengayuh daengan tangan sisi-bukan-pernafasan. Kayuh sepenuhnya dan kembalikan untuk memegang papan pada hitungan 4. Mulai mengayun dengan tangan sisi-pernafasan pada hitungan 4 tersebut dan kembalikan untuk memegang papan pada hitungan 1; pada saat salah satu tangan mulai mengayuh dan tangan yang lain bergerak kembali, papan pelampung tidak dipegang oleh tangan manapun untuk sesaat. Lakukan ayunan kaki dan kayuhan tangan secara perlahan. Hembuskan nafas dalam hitungan1 sampai 4, kemudian hirup nafas dalam hitungan 5 dan 6.


7.      Kayuhan Tangan Gaya Bebas dan Bernafas, Tanpa Ayunan Kaki.
Dengan menggunakan kacamata dan sebuah pelampung kaki, mulai dari posisi meluncur terlungkup kayuh dengan tangan sisi-bukan-pernafasan pada hitungan 1 dan 2; pulihkan pada hitungan 3; dan masuk kembali ke air, ujung jari lebih dulu menyentuh air, pada hitungan 4. Mulai mengayuh dengan tangan sisi-pernafasan pada hitungan 4; kayuh sepenuhnya pada hitungan 5; pulihkan pada hitungan 6; dan masuk kembali ke air, ujung jari lebih dulu menyentuh air, pada hitungan 1, tolehkan kepala keluar permukaan air dan hirup nafas pada hitungan 5, tolehkan kembali ke dalam air pada hitungan 6, dan hembuskan nafas. Kaki harus rapat dan diam.

Gambar11: Kayuhan tangan gaya bebas dan bernafas, tanpa ayunan kaki.

8.      Gaya Bebas Dengan Koordinasi Penuh.
Dengan mengenakan kacamata renang, mulai dengan meluncur terlungkup, ayunkan kaki dalam putaran 6-hitungan. Mulai hitungan pada ayunan kaki sisi-pernafasan. Hitung sampai dua putaran penuh sebelum mengayuh dengan tangan.
Mulai mengayuh dengan tangan sisi-bukan-pernafasan. Pada hitungan 1 dan, wajah di dalam air dan hembuskan nafas, tapi putar bahu sisi-bukan-pernafasan ke atas keluar permukaan air saat tangan sisi-bukan-pernafasan tesebut mengayuh. Bahu tetap miring terangkat pada saat pemulihan tangan kembali ke depan, dan tetap hembuskan nafas. Bahu turun kembali pada hitungan 4, dan mulai putar naik bahu sisi-bukan-pernafasan kembali memasuki air, kemudian mulai mengayuh dengan tangan sisi-pernafasan, ujung jari bergerak lebih dulu. Bahu dan wajah berputar ke luar permukaan air, dan ambil nafas pada hitungan 5. Bahu sisi-pernafasan harus tetap terangkat selama pemulihan tangan sisi-pernafasan pada hitungan 6. Turunkan bahu dan wajah, masuk ke dalam air pada hitungan 1; kemudian mulai hembuskan nafas pada saat tangan sisi pernafasan kembali memasuki air dan tangan sisi-bukan-pernafasan mulai mengayuh.

Gambar12: Teknik berputar Haluan Cara Terbuka Gaya Bebas.








D.    KESALAHAN-KESALAHAN UMUM DAN LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN
1.      Gaya Bebas
a.       Gerakan kaki
·         Gerakan kaki tidak berporos pada pangkal paha
·         Lutut sering tertekuk
·         Dorongan/pukulan gerakan maju menggunakan telapak kaki
b.      Gerakan tangan
·         Telapak tangan menepuk air
·         Pada saat memasukkan tangan ke dalam air tangan terlalu dekat dengan kepala
·         Gerakan tarikan tangan terlalu melebar
·         Tekanan telapak tangan pada saat mendorong terlalu lemah
·         Jari-jari tangan membuka
Langkah-langkah perbaikan:
a.      Gerakan kaki
·         Siswa disuruh melakukan gerakan kaki naik turun bergantian dan gerakan berporos pada pangkal paha
·         Pada saat melakukan gerakan kaki, lutut harus lurus dan rileks
·         Dorongan/pukulan gerakan maju menggunakan punggung kaki
b.      Gerakan tangan
·         Pada saat memasukkan telapak tangan ke dalam air, ibu jari masuk lebih dahulu
·         Pada saat memasukkan tangan ke dalam air harus jauh dari atas kepala
·         Pada saat memutar tangan, bagian lengan atas menyentuh telinga
·         Pada saat mengangkat bagian tangan ke permukaan air, siku keluar lebih dahulu dengan rileks
·         Gerakan tangan pada saat mendorong harus kuat
·         Jari-jari harus dirapatkan
c.       Pengambilan nafas
·         Pada saat melakukan pengambilan nafas, kepala tetap berada di permukaan air dan ke arah samping
E.     PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI

Acuan yang digunakan pada penilaian berbasis kompetensi adalah acuan criteria. Acuan criteria menggunakan asumsi bahwa hampir semua orang dapat belajar apa saja hanaya waktunya yang berbeda. Untuk itu perlu ditetapkan standar atau criteria atau acuan yang ingin dicapai. Kriteria yang ingin dcapai adalah semua standar kompetensi atau lebih rinci lagi adalah semua kompetensi dasar. Tiap standar kompetensi dapat diuraikan menjadi sejumlah kompetensi dasar. Asumsi bahwa semua orang hamper bias belajar apa saja mengindikasikan perlunya program perbaikan atau remedial, siswa yang belum mencapai standar harus belajar lagi dan diuji lagi hingga mencapai standar atau menguasai semua kompetensi dasar yang dituntut. Dalam pengembangan sistem penilaian berbasis kompetensi diperlukan tiga tahapan utama yaitu Penjabaran Standar Kompetensi (SK) menjadi kompetensi Dasar (KD). Penjabaran atau kompetensi dasar menjadi indicator, penjabaran indikator menjadi soal ujian.

a.    Fungsi Penilaian :
·      Mengetahui kemajuan belajar siswa
·      Mendiagnosis kesulitan belajar
·      Mrmberikan umpan balik
·      Melakukan perbaikan
·      Memotivasi guru agar mengajar lebih baik
·      Memitivasi siswa untukbelajar lebih baik

b.   Prinsip-prinsip Penilaian :
·         Valid
·         Mendidik
·         Berorientasi pada kompetensi
·         Adil dan obyektif
·         Terbuka
·         Berkesinambungan
·         Menyeluruh
·         Bermakna

c.    Aspek yang diujikan
        Sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai, maka penilaian dalam penjas harus mencakup:
1.         Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman belajar yang dilakukan siswa. Contoh: dalam mengamati cara melakukan renang gaya bebas, maka tugas selanjutnya menganalisis gerakan teknik gaya bebas dari awal sampai akhir.
2.         Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kompetensi dasar, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik, yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

BAB IV
PENUTUP

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari system pendidikan keseluruhan dengan menggunakan aktivitas gerak fisik sebagai media pendidikan. Namun demikian penggunaan aktivitas gerak fisik sebagai media pendidikan bukan berarti pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan jasmani anak, melainkan melalui altivitas fisik yang terpilih dan direkayasa oleh guru pendidikan jasmani secara multilateral dikembangkan pula potesi lainnya, afektif dan kognitif.

Melalui pembelajaran pendidikan jasmani siswa akan memperoleh pengalaman yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan, berbagai ungkapan kreatif, inovatif, keterampilan gerak, kesegaran jasmani, pola sehat, pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia, juga akan dapat membentukkepribadian yang positif. Semua harapan itu tidak lepas dari peran guru pendidikan jasmani yang penuh dedikasi dan menjunjung profesionalisme.

Ada pepatah yang mengatakan tiada gading yang tak retak. Dengan tersusunnya rancangan pedoman mata tataran Pembelajaran Aktivitas Air (Akuatik) bagi Guru Pendidikan Jasmani SD Tingkat Dasar ini, semoga dapat digunakan sebagai salah satu sumber pengajaran guru-guru Pendidikan jasmani Sekolah Dasar untuk dikembangkan dan disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin, pengembangan sarana, prasarana dan Pengajaran Penjaskes, Ditjen Dikdasamen Depdikbud, 1999. David G Thomas, MS, Renang Tingakt Pemula, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 1996.
……………………….. , Renang Tingkat Mahir, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2000.
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SD dan MI, Jakarta, Puskur Balitbang Depdiknas, 2002
Guusril, Pendidikan jasmani dalam menghadapi Abad 21, IKIP Bandung, Dekdibud, 1999.
Junusul Hairy, Dasar-dasar Pendidikan Jasmani, Ditjen Dikdasmen Depdikbud, 1999.
Muhammad Murni, _Pembelajaran Olahraga Pilihan Renang, Ditjen Dikdasmen, 1999.
 Ngasiman dan Soepartono, Modifikasi Olahraga dan Model Pembelajarannya sebagai Strategi Pembinaan Olahraga Usia Dini Bernuansa Pendidikan, Bandung, 1977.

             

           











KUIS

PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG (X) PADA HURUF A,B,C ATAU D.

1.      Dalam dunia renag kita kenal empat gaya yang secara resmi dilombakan, renang yang tercepat ada dalam renang:
a.       Gaya bebas                                          c. Gaya kupu-kupu
b.      Gaya punggung                                   d. Gaya dada
2.      Dari empat gaya yang dikenal, yang merupakan gaya renang tetua di dunia adalah:
a.       Gaya bebas                                          c. Gaya kupu-kupu
b.      Gaya punggung                                   d. Gaya dada
3.      Ayunan kaki dalam renang kupu0kupu sering disebut:
a.    Ayunan singa laut                                 c. Ayunan lumba-lumba
b.   Ayunan paus                                         d. Ayunan kuda laut
4.   Dalam lomba renang gaya ganti perorangan, renang pertama yang dilakukan adalah:
a.    Gaya bebas                                           c. Gaya kupu-kupu
b.   Gaya punggung                                                d. Gaya dada
5.   Dalam menyusun item-item tes, selalu berpatokan/menjabarkan dari:
a.    Kompetensi dasar                                 c. Indikator
b.   Pengalaman belajar                               d. Standar kompetensi











Lampiran 1: Contoh Skenario Pembalajaran
RENCANA PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani
Materi Pokok              : Renang gaya bebas
Kelas/Semester            : II/Genap.
Waktu                         : 4 x 45 menit.(2 kali pertemuan)
Karakteristik Siswa     : Siswa SD yang berada di wilayah luar perkotaan.

                               I.            Kompetensi Dasar
Melakukan teknik salah satu gaya renang
                            II.            Indikator.
*        Melakukan gerak meluncur
*        Melakukan ayunan kaki renang gaya bebas
*        Melakukan kayuhan kaki renang gaya bebas
*        Melakukan koordinasi ayunan kaki dan kayuhan tangan renang gaya bebas.
                         III.            Lagkah – langkah Pembelajaran.

A.    Pendahuluan
1.      Siswa dibariskan sesuia daengan kondisi lapangan
2.      Guru memeriksa kehadiran siswa
3.      Appersepsi tentang Akuatik (Aktivitas Air)
4.      Pemanasan
      Jogging, peregangan, dan senam pemanasan. (dapat dibuat dalam bentuk permainan sesuai dengan materi yang diajarkan)
B.     Inti Pembelajaran
a.       Inti I:
1.      Siswa dibariskan dalam formasi bersaf @ kurang lebih 8 siswa, dimana yang depan diusahakan yang pernah melakukan aktivitas air.
2.      Baris per-baris melakukan teknik dasar (pengenalan air, teknik pernafasan, meluncur, dan mengapung berbagai posisi, atau separuh melakukan dan separuh mengontrol.
3.            Baris per-baris melakukan ayunan kaki gaya bebas atau separuh melakukan dan separuh mengontrol.
4.            Baris per-baris melakukan kayuhan tangan gaya bebas atau separuh melakukan dan separih mengontrol.
5.            Baris per-baris melakukan koordinasi ayunan kaki dan kayuhan tangan renang gaya bebas atau separuh melakukan dan separih mengontrol.

b.      Inti II
1.      Melakukan lomba teknik dasar, dikelompokkan sesuai kemampuan dengan interval waktu sesuai tingkat kemampuan.
2.      Memperbaiki teknik ayunan kaki gaya bebas.
3.      Memperbaiki teknik kayuhan tangan gaya bebas.
4.      Memperbaiki koordinasi renang gaya bebas.

C.          PENUTUP
1.      Melakukan yeknik meluncur rileks
2.      Peregangan ringan.

             IV.      Metode, Media dan Sumber
Metode : Penugasan, demonstrasi, ceramamh
Media   : Papan pelampung, pelampung kaki.

          V.            Penilaian.
1.      Jenis tagihan :
a.          Portopolio kelompok                      : Proses latihan dengan kelpmpok         melalui pendekatan peer teaching.
b.         Portopolio individu                        : Unjuk kerja





2.      Bentuk instrument:
a.             Proses Pengamatan
Mengetahui
Ka.SDN Cabean


Drs. Fulan bin Thoyib
NIP:
Lendah,   Juli 2005
Guru Penjas


Inneke Setyorini, S.Pd
NIP:
                 
KETERANGAN:
Mengapung:
Nilai 3 jika gerakan efisien/rileks dalam mengapung untuk ambil nafas.
Nilai 2 jika gerakan kurang efisien/rileks dalam mengapung untik ambil nafas.
Nilai 1 jika gerakan kaku dan tegang serta untuk ambil nafas sering tenngelam.

Meluncur:
Nilai 3 jika luncuran rileks dengan hambatan tubuh yang kecil (aerodinamis kurang sempurna)
Nilai 2 jika luncuran rileks dengan hambatan tubuh agak besar (aerodinamis kurang sempurna)
Nilai 1 jika luncuran tidak rileks dengan hambatan tubuh  besar (aerodinamis kurang sempurna)




Renang Gaya Bebas:
Nilai 3 jika teknik ayunan kaki, kayuhan tangan, pernafasan dan koordinasi baik.
Nilai 2 jika teknik salah satu teknik ayunan kaki, kayuhan tangan, pernafasan dan koordinasi tidak baik.
Nilai1 jika lebih dari dua teknik ayunan kaki, kayuhan tangan, pernafasan dan koordinasi tidak baik.

*                    Untuk format pengamatan unjuk kerja keterampilan proses dan unjuk kerja penampilan ada di lampiran 4 dan 5.

0 komentar:

Posting Komentar


berita olahraga, industri olahraga, healthy life style, ekstrakurikuler olahraga, konsultan olahraga, tour guide & fasilitator.