About Me

Selasa, 12 April 2016

terjemahan buku Meztler Bab 1 " Program Pengajaran pendidikan jasmani Masa Sekarang"


BAB I
Program Pengajaran Pendidikan Jasmani
Masa Sekarang



Program  Pendidikan  jasmani  dapat  dipandang  sebagai  gabungan  dari  personal, tujuan,  isi,  aktivitas  mengajar,  dan  cara  pengajaran  guru.  Melalui  sejarah di Amerika Serikat, P-12 Program Pendidikan jasmani sudah mencerminkan teladan lebih besar dalam budaya Amerika, aneka pilihan dan kebutuhan masyarakat mengenai aktivitas fisik, dan kecenderungan dalam sistem pendidikan. Seperti anda akan lihat, tujuan, isi, dan instruksi pendidikan jasmani sudah meningkat dan akan berlanjut dalam cara-cara pendekatan baru  dalam program sekolah yang dirancang dan bagaimana proses belajar mengajar dilaksanakan.

Perkembangan Tujuan Pendidikan Jasmani di U.S.
Pada awal 1800,    program pendidikan jasmani formal yang kita temui di sekolah-sekolah secara khas adalah pelatihan fisik untuk mencerminkan tujuan utama yaitu    mengajar    disiplin   tipe militer. Penekanan           pendidikan               ditujukan          pada penanaman nilai aktivitas fisik.
Dengan penetapan itu sistem sekolah negeri di U.S. dan kemunculan berbagai format olahraga baru, yang terakhir sekitar 1800 penyempurnaan visi dari pendidikan jasmani bisa didorong ke arah suatu perluasan tentang   tujuan. Di th 1879 Dudley Sargent,  seorang  Profesor  Pendidikan  jasmani  di  Harvardmerinci  empat  tujuan utama dari pelatihan fisik, yaitu: harus higienis, mendidik, rekreasi/menghibur, dan memperbaiki, (Van Dalen & Bennett, 1971). Sargent juga mengenali kemampuan seperti aktivitas untuk meningkatkan disiplin diri dan karakter. Tujuan pendidikan jasmani masih terkemuka hari ini (Siedentop, 1998).
Beberapa system senam diperkenalkan pada tahun 1800an. Dua diantaranya mencapai keunggulan, walaupun masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda. Sistem                      Jerman,           yang    dipimpin               oleh          Friedrich                Jahn,   diharapkan untuk mengembangkan generasi muda pada tugas kewarganegaraan dan suatu keinginan untuk membuat badan sehat, tangkas, dan kuat. Sistem Jahn's adalah juga digunakan
untuk mempromosikan militer dan politik ke luar. Sistem lain yang didasari pada tradisi olahraga adalam sistem senam Swedi. Kumpulan mengenai tujuab sistem ini berkaitan dengan pengembangan fisik sesuai dengan disiplin untuk belajar tepat, sederhana, dan pergerakan indah. Tujuan dan sasarn yang berbeda, antara sistem Jerman dan sistem Swedia menyebabkan keduanya dipertemukan dalam konfrensi Boston 1895, yang tujuannya untuk menemukan suatu sitem yang terbaik untuk kurikulum pendidikan jasmani di Amerika. Tapi tidak satu pun sistem yang menang. Sekolah-sekolah tidak memilih program berbasis senam, tetapi kebanyakan memilih program yang bebasis olahraga.
Setelah pergantian abad, sasaran dan tujuan pendidikan jasmani di U.S. tetap dikembangkan. Mereka dengan jelas dihubungkan ke filosofi baru, seperti pembangunan bidang pendidikan, dan perundang-undangan yang mempengaruhi sistem pendidikan yang diterima di lingkungan sekolah. Para pemimpin bidang pendidikan diantaranya G. Stanley Hall, Charles Eliot, dan Yohanes Dewey, mengembangkan dan memperluas konsep pendidikan yang diterima di sekolah meliputi pengalaman dasar dan pengalaman tambahan belajar. Di tahun 1910, Clark



Hetherington  menguraikan  empat  tujuan  utama      "Pendidikan  Jasmani,"  yang digambarkan secara langsung dari pengembangan bidang pendidikan, meliputi:
1.  Pendidikan organ - pengembangan otot dan rangka.
2.  Pendidikan gerak - pengembangan ketrampilan dalam aktivitas neuromuscular.
3.  Pendidikan karakter - pengembangan moral, sosial, dan karakteristik pribadi.
4. Pendidikan intelektual - pengembangan teori, pengetahuan ekspresif (Van Dalen
& Bennett, 1971).
Antara tahun 1950 dan 1990 pendidikan jasmani tetap mencoba mencapai program sekolah yang  didasarkan pada kombinasi dari sasaran Hetherington's dan tujuh prinsip utama. Tetapi dalam priode yang sama kita menyaksikan suatu perubahan  berangsur-angsur.  Aktivitas  dasar  olahrga  adalah  are  isi  utama  dari pendidikan jasmani pada masa itu, dan menekankan pada pengembangan komponen psychomotor Pengembangan Karakter, dari keikutsertaan dalam olahraga kelompok dan individu, adalah juga sangat dihargai sebagai sasaran pendidikan jasmani. Perkembangan berjalan terus, pengembangan pendidikan organik mulai untuk mempunyai suatu posisi lebih kuat dalam sasaran pendidikan jasmani. Hal tersebut berdasarkan hasil riset bahwa kebugaran cardiovaskular dan otot anak-anak muda di U.S rendah (Kraus & Hirschland, 1954 ; Ross & Gilbert, 1985).
Penekanan pendidikan samani pada periode selanjutkan menekankan pada sasaran Hetherington's yaitu pendidikan jasmani mengembangkan unsur intelektual. Sasaran   itu                 tebagi     atas      dua      bagian.                Pertama,       melalui       pendidikan               jasmani menghasilkan secara ilmiah pengetahuan baru yang bisa diterapkan oleh guru dan siswa. Ke dua, filosofi bidang pendidikan yang yang telah mulai memperkenalkan gagasan untuk belajar interaktif Pendidikan jasmani, yang   yang dimasksud adalah pengembangan   siswa   kreatif,   ekspresif,   dan   kemampuan   intelektual   menjadi perhatian utama
Pada tahun 1990-an pendidikan jasmani adalah suatu profesi yang mencari sasaran nyata antara empat tujuan utama dari Hetherington's, yang dikemas kembali. Pada kenyataannya ada banyak jenis yang semuanya bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam menghadapi masa milenium. Disini nampak bahwa hampir tiap-tiap profesional individu dan tiap-tiap kelompok profesional berpendapat bahwa program pendidikan  jasmani  agar  tetap  dipertahankan  di  setiap  sekolah.  Di  tahun  1992
Asosiasi Nasional untuk Olahraga Dan Pendidikan Jasmani (NASPE) menghasilkan Program Pendidikan Jasmani yang bermutu. Hal ini untuk menghasilkan para siswa menjadi "orang yang secara fisik terdidik." Menurut NASPE dokumen yang dihasilkan adalah:
Apakah   keterampila yang   dipelajari   memuat   keterampilan   fisik   yang diperlukan.
1.  Gerak yang menggunakan konsep hubungan kesadaran badan, kesadaran ruang, dan usaha.
2.      Menunjukan   kemampuan   dalam   suat varias keterampila manipulatip, locomotor, dan non-locomotor.
3. Menunjukan kemampuan dalam mengkombinasikan keterampilan manipulatip, locomotor dan   non-locomotor   yang   bisa   dilakukan   secara   individ dan kelompok.
4.  Menunjukan kemampuan berbagai aktivitas fisik.
5.  Menunjukan kecakapan dalam aktivitas fisik.



6.  Adakah  mempelajari  bagaimana  cara  belajar  ketrampilan  baru.  Ambil  bagian
Secara teratur aktivitas fisik.
7.  Ambil bagian meningkatkan kesehatan melalui aktivitas fisik  sedikitnya tiga kali seminggu.
8.  Pilih salah satu aktivitas fisik yang dapat membekalinya.

Apakah Secara Fisik Cocok
9.   Mencapai nilai untuk memelihara kebugaran jasmani.
10. Disain program kebugaran yang sesuai dengan prinsip latihan serta bermanfaat untuk aktivitas fisik.
11. Identifikasi manfaat , biaya-biaya, dan kewajiban yang berhubungan dengan aktivitas fisik yang dilakukan.
12. Kenali faktor keselamatan dan resiko yang berhubungan dengan keikutsertaan aktivitas fisik.
13. Menerapkan konsep dan prinsip kepada pengembangan ketrampilan motorik.
14. Mahami dengan baik dalam keterlibatan aktivitas fisik yang cocok.
15. Mengetahui  aturan,  strategi,  dan  perilaku  yang  sesuai  untuk  aktivitas  fisik terpilih.
16. Memahami keikutsertaan aktivitas fisik dapat mendorong kearah multicultural dan pemahaman nasional.
17. Mahami aktivitas fisik dapat menyediakan kesempatan untuk kenikmatan diri.
Nilai-Nilai aktivitas fisik dan Kontribusinya terhadap gaya hidup sehat.
18. Menghargai hubungan dengan orang lain yang diakibatkan oleh keikutsertaan adalam aktivitas fisik.
19. Mengakui peranan aktivitas fisik untuk kesehatan dan kesejahtraan.
20. Menghargai perasaan dalam aktivitas fisik. (diambil dari NASPE, 1992).

NASPE menekankan kepada sasaran berbeda dan berbagai tujuan. Jika dokumen ini adalah petunjuk program pendidikan jasmani untuk era millennium, itu jelas kita harus mendapatkan suatu sasaran atas biaya yang lain dan menyepakati bahwa orang terdididik, lebih dari yang lain-lain, seseorang yang menunjukan pengetahuan lengkap, ketrampilan, keikutsertaan reguler, kebugaran terkait dengan kesehatan, dan nilai-nilai aktivitas fisik yang cukup akan membuat ia menjadi bagian integral dari hidupnya, sekarang dan selanjutnya.

Perkembangan Isi Program Pendidikan Jasmani di U.S.
Tujuan pendidikan jasmani dari setiap jaman masing-masing, mengkombinasikan kecenderungan dan keikutsertaan sosial, yang mempunyai peranan besar dari kesejarahan  pendidikan  jasmani.  Isi  mengacu  pada  pokok  dan  aktivitas  yang diajarkan kepada siswa agar dapat mencapai tujuan program tersebut.  Para guru harus memahami tentang konsep gerak. Pada awalnya program pendidikan jasmani ditekankan pada pelatihan fisik , yang mencerminkan sasaran yang dibatasi pada hasil. Programnya berisi tentang latihan fisik. Siswa diajarkan membelah kayu, mempelajari formasi baris berbaris,   memelihara kebun sekolah, berjalan kaki dan latihan perang-perangan. Program pada Round Hill School adalah yang pertama dalam memperluas isi pelajaran dengan mengkombinasikan beberapa unit olahraga di alam terbuka, sebagai tambahan untuk pelatihan fisik. (Van Dalen & Bennett,
1971).



Kurikulum dasar senam mengarah kepada suatu visi filosofi pengembangan program yang  lebih  luas  untuk  pendidikan  jasmani  di  sekolah.  Jumlah  olahraga kompetitif yang dikembangkan Amerika Serikat atau yang dibawa dari                                                                                       negara- negara lainnya melalui gelombang imigrasi yang kedua. Dari tahun 1850 sampai
1900,   banyak dari olahraga popular masa sekarang mulai     dipelajari di sekolah- sekolah di Amerika, mencakup bolabasket (memisahkan antara laki-laki dan perempuan), bola voli, tenis, baseball, bulu tangkis, dan golf.
Periode  dari  1900  sampai  1950  dominasi  isi  dasar  kurikulum  program sekolah, dapat dihubungkan dengan Tujuan yang dinyatakan Hetherington's dan adopsi profesi sebanyak tiga dari Tujuh Prinsip yang ada pada tahun 1918. Olahraga telah dipandang sebagai suatu sarana efektif untuk dihubungkan dengan kesehatan, penggunaan waktu kesenangan, dan pengembangan karakter. Dua gangguan penting terjadi yaitu Perang Dunia 1 dan Perang Dunia II, kapan sekolah menengah dan perguruan tinggi menggunakan pertempuran, senam, berenang, dan aktivitas lain untuk membantu perkembangan pelatihan militer. Program Pendidikan jasmani ditekankan pada latihan yang bersifat perbaikan untuk mengembalikan tentara yang terluka. Isi dari program pendidikan jasmani sekolah tinggal baru dikatakan stabil menjelang 1950 sampai 1960.
Periode 1960 telah terjadi pertumbuhan cepat dari kedua factor yang ada dalam pendidikan jasmani meliputi aktivitas pendidikan jasmani dan konsep pendidikan jasmani. Dan keanekaragaman itu telah menghasilkan beberapa faktor:
1.  Perubahan kearah isi dasar olahraga kompetitif.
2.  Bagian dan standar  nasional untuk pendidikan jasmani.
3.  Desain  untuk  pengembangan  aktivitas  yang  sesuai  dengan  tingkat  dasar, menengah, dan tinggi, sehingga menghasilkan tiga kurikulum yang berbeda.
4.    Mempromosikan teori yang berbeda untuk merancang isi program pendidikan jasmani.
5.  Hasil dari penelitian, terutama mengenai kebutuhan kebugaran kaum muda dan anak-anak.
6.  Pengembangan dari format gerak baru (e.g., permainan baru, olahraga "ekstrim").
7.  Judul IX, yang mengamanatkan peluang sama untuk anak-anak perempuan dan wanita-wanita muda.
8.   P.L   94 -142 dan aturan lain   untuk pemasukan para siswa dengan kebutuhan khusus dalam hampir semua kelas.

Di masa empat puluh tahun lalu, kita sudah menyaksikan suatu tren membentuk gerak masyarakat melalui kegiatan non-olahragaIni jelas bahwa orang- orang masa itu ingin mengambil bagian aktivitas gerak selain melalui kegiatan olahraga trnd juga melalui olahraga tradisional. Aktivitas permainan baru seperti, program petualangan, panjat dinding, sket boar, sepeda gunung, surfing, jalan kaki dan sebagainya.
Setiap   tahun    selalu    menciptakan    format   yang    baru    supaya    tingkat keikutsertaan masyarakat lebih banyak. Melalui perubahan-perubahan tersebut telah dapat menciptakan tingkat keikutsertaan masyarakat dengan tidak dibatasi oleh jenis kelamin dan agama. Hal ini dapat membuka kesempatan untuk setiap orang agar dapat berperan serta dalam mempelajari keterampilan gerak yang mereka minati.
Hasil yang dapat diprediksi dalam menciptakan suatu seimbang "orang yang secara fisik terdidik" di sertiap waktu aneka pilihan untuk aktivitas fisik adalah suatu



perluasan aneka pilihan isi yang ditawarkan dalam P-12 untuk para siswa. Di bawah ini tertera isi pengelompokan program pendidikan jasmani yang dikelompokan kedalam dua tingkatan kelas, lihat Gambar I.I. Hal yang penting untuk diingat bahwa seorang guru pendidikan jasmani pada setiap tingkatan diharapkan tidak hanya mengetahui isi program, tetapi juga program harus aman, efektif, dan secara jelas mengajar para siswa dengan masing-masing tingkatan kelas.

Gambar 1.1 Cakupan Isi Kurikulum Pendidikan Jasmani

Program Dasar
Uraian Isi
Contoh
Kebugaran

Pengembangan Senam Aktivitas dansa dan ritmik Dasar organisasi permainan Peranan permainan Modifikasi permainan Manipulasi permainan Keterampilan non-lokomotor Keterampilan lokomotor Konsep gerak
Aerobik, Latihan sirkuit, konsep kebugaran,
jogging, peregangan, jalan.
Balok keseimbangan, ketangkasan, berputar Ketangkasan tangan, dan aktifitas ritmik Berpasangnan, permainan beregu
Sepakbola tiga lawan tiga
Permainan dibawah aturan yang dibatasi Menangkap, menggiring, menendang Keseimbangan, berputar
Lompat, lempar, loncat, lari
Kecepata, tahanan




Program lanjutan (menengah dan tinggi)
Uraian Isi
Contoh
Aktivitas petualangan Aktivitas air Kebugaran
Olahraga beregu Olahraga individu Permainan kerjasama dan
inisiatif
Aktivitas rekreasi
Aktivitas dansa dan ritmik Permainan      internasional      & tradisional
Senam
Seni beladiri
Menjelajah, mengembara, naik gunung
Dayung, berenang
Konsep kebugaran, lari, latihan beban
Bolavoli, softball, baseball, sepakbola, bolabasket
Badminton bowling, golf
Permainan baru, permainan kepercayaan, inisiatip grup.
Tennis meja, hoki es
Modern dance, ballroom dance break dance
Sepakbola Australia, cricat

Senam lantai, senam alat
Aikido, tai chi



Perkembangan Pengajaran Pendidikan Jasmani: dari Metode ke Model
Penentuan sasaran bersifat rencana dan pemilihan isi program dipilih secara langsung kepada jenis pembelajaran yang akan digunakan guru dalam pendidikan jasmani. Program paling awal adalah latihan fisik yang dapat digunakan dengan diarahkan  kepada  program latihan  sistem  militer  (Van  Dalen  &  Bennett,  1971).



Pelaksanaannya guru memberikan intruksi pelajran, dan para siswa melaksanakan materi pelajaran yang guru intruksikan. Formal tindakan guru telah didasarkan pada langkah-langkah dan prosedur yang telah direncanakan untuk dilaksanakan. Pembelajaran  jenis  ini sangat efektif  untuk  mengajar kedisiplinan  sesuai  dengan pelajaran yang diberikan.
Sistem Olahraga senam Jerman JAHN'S telah didasarkan pada tiruan pembelajaran, di mana guru dan siswa memperagakan latihan sesuai dengan materi ajar. Sistem Jerman melibatkan banyak orang, kelompok kecil dalam latihan, walau pun melibatkan banyak orang, tapi sistem pengelompokan sering digunakan dalam pelaksanaan latihan. Jahn adalah guru yang pertama memisahkan kelas ke dalam kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan dalam melaksanakan materi pembelajaran. ( Van Dalen & Bennett, 1971). Sistem swedia juga digunakan sebagai model untuk menirukan, tetapi dalam pelaksanaannya setiap kelompok mempunyai seorang pemimpin. Dalam pelaksanaannya setiap kelompok dibebaskan untuk secara serempak menirukan apa yang dicontohkan oleh para pemimpin yang ada di kelompoknya. Kita akan mengingat bahwa, sasaran dan isi sitem olahraga senam adalah sungguh sempit, sehingga metode pengajaran juga terbatas. Kedua metode senam ini menekankan kepada metode interaksi langsung.
Bahkan ketika terjadi perubahan isi dari olahraga senam ke pendidikan jasmani berdasar olahraga setelah pergantian abad, sekitar tahun 1960-an. Ada suatu penekanan pada latihan, pengulangan, dan pembelajarn teknik yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan dalam olahraga. Sedangkan isi yang telah berubah secara drastis selama lima puluh tahun terakhir, metode pengajaran kebanyakan menggunakan cara yang kaku yaitu teacher-directed. Pada tahun 1962, Oberteuffer dan Ulrich menulis:

Format    metode   dikatakan   "Lakukan    yang    aku    katakan.    ketika   aku mengatakan itu, dan bagaimana yang aku katakan," dan harus disiplin dan tegas. Iklim formal seperti ini tidak disukai oleh anak-anak muda Amerika, sehingga metode seperti ini diragukan. Hal ini bagaimanapun tidak akan hilang..., Ini adalah salah satu wabah pendidikan jasmani modern dan kehadirannya  berarti  akan  mengurangi                               bidang  pendidikan.  Kerja  otot dilaksanakan oleh para siswa, sedangkan guru harus memikirkan bagaimana cara latihan yang harus dilaksanakan ( p. 300).


Oberteuffer dan Ulrich benar, tetapi di tahun 1960 metode mengajar pendidikan jasmani, dan pendidikan secara umum, telah menemukan gagasan baru tentang bagaimana cara guru dalam melibatkan para siswa untuk menyelesaikan materi  pembelajaran.  Sejak  itu  telah  banyak  dikembangkan  metode-metode  baru untuk mengajar pendidikan jasmani, sekarang strategi mengajar diantaranya:
1. Pengajaran tugas
2. Pengajaran reflective
3. Pengajaran berteman
4. Pengajaran berkelompok
5. Pengajaran dasar pertanyaan

Strategi ini merupakan pengorganisasian dalam pembelajaran pendidikan jasmani, dan berfungsi sebagai acuan guru dan siswa dalam pengorganisasian kelas.



Beberapa dari strategi ini lebih menekankan kepada interaksi guru dengan siswa secara langsung terhadap isi materi pelajaran.
Pendekatan baru dalam mengajar telah dikembangkan secara terpisah, dan kekurangan dari salah satunya telah membantu para guru dalam mencari jalan keluar dalam pengajaran pendidikan jasmani. Ketika tahun 1966 Musska Mosston memperkenalkan  Spektrum  gaya  mengajar  dalam  mengajar  pendidikan  jasmani,
yang  menjadi  salah  satu  buku  yang  pernah  ditulis  untuk  mengajar  pendidikan jasmani. Dalam edisi berikutnya (Mosston & Ashworth, 1994), mengemukakan konsep suatu rangkaian yang disatukan antara gaya mengajar langsung (teacher- centered) dengan mengajar tidak langsung (students-centered), yang didasari pada pengendalian pengambilan keputusan di dalam kelas. Struktur dari tiap gaya pengajaran telah ditentukan oleh keputusan sebelumnya, berdampak pada langkah- langkah  selama  dan  sesudah  pembelajaran. Guru  bertugas  hanya  menyimpulkan, sedangkan siswa diberi keleluasaan untuk mengemukakan pendapatnya.
Sekitar tahun 1980 telah diperkenalkan pendekatan lain dalam gaya mengajar pendidikan  jasmani.  Beberapa  pendekatan  didasari  oleh  persepektif                                        Mosston's, sedangkan beberapa diantaranya berdasarkan hasil riset dalam efektivitas mengajar pendidikan jasmani. Pengajaran yang efektiv dilaksanakan melalui riset antara hubungan guru dengan siswa di dalam kelas. Pesan yang penting adalah bahwa prilaku siswa lebih bersifat aktif dibanding perilaku guru, sehingga fokus berubah dari "Apa yang sebaiknya guru sedang lakukan?" untuk "Apa yang sebaiknya guru lakukan agar siswa menjadi aktif di kelas?" Oleh karena itu, suatu metoda pengajaran yang efektif adalah bagaimana tindakan guru agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran di kelas, dan tidak harus mengajar dengan gaya mengajar yang dikembangkan oleh Mosston.
Selama perkembangan gaya mengajar pendidikan jasmani pada tiga dekade, muncul konsep metode yang lebih luas, atau "cara dalam menyampaikan materi pembelajaran." Dugaan dari model pembelajaran telah didasarkan pada suatu pandangan instruksi yang mencakup pertimbangan bersama terhadap teori belajar, dalam penentuan sasaran, konteks, isi, manajemen kelas, yang terkait dalam strategi mengajar, proses verifikasi, dan penilaian belajar siswa. Joyce Dan Weil (1980) menggambarkan suatu model pembelajaran sebagai "suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk bentuk kurikulum dalam pengajaran jangka panjang, untuk mendisain materi pembelajaran, dan untuk memandu instruksi dalam kelas" (p.1).
Metoda, Strategi, Gaya, dan model berbeda satu sama lain. Suatu metoda, strategi, atau gaya secara khas digunakan dalam aktivitas mengajar jangka pendek, kemudian berpindah kepada metode, gaya, atau strategi yang lain. Sedangkan suatu model dirancang untuk digunakan dalam suatu keseluruhan unit ipembelajaran dan meliputi  semua  perencanaan,  desain  implementasi,  dan  penilaian  yang  berfungsi untuk unit itu. Dan bisa meliputi berbagai metoda, strategi, atau gaya mengajar di dalam unit tersebut.
Model pengajaran mempunyai dasar teoritis kuat, dan telah menjadi banyak obyek riset dalam implementasi dan pengembangannya. Setiap sekolah pada umumnya telah memastikan bahwa model dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang sekolah harapkan. Kebanyakan model pengajaran pada awalnya dikembangkan untuk digunakan di kelas. Beberapa model, seperti yang diperkenalkan dalam buku ini, menunjukkan harapan besar dapat menghasilkan isi program pendidikan jasmani.



Sisa dari bab pada bagian 1 akan menjelaskan model pembelajaran secara lebih detil. Di sini titik kunci adalah bahwa. Perencanaan disatukan dalam suatu materi  pembelajaran pendidikan jasmani dan berbeda dengan metoda, strategi dan gaya,  sebagai  bagiadari  suatu  perubahan  dalam  mengajar  para  siswa  disetiap zaman. Saya akan berargumen bahwa model adalah perencanaan, penerapan, dan prediksi pembelajran yang akan menjadi jal;an yang efektif untuk mencapai tujuan belajar dalam keanekaragaman isi dari program pendidikan jasmani masa sekarang.
Tahap perencanaan menurut NASPE merupakan orientasi hasil dimasa yang akan datang: Standard Nasional untuk Pendidikan Jasmani (NASPE, 1995), yang menguraikan sasaran yang bersifat perencanaan untuk semua kelas dan menguraikan beberapa strategi pembelajaran umum menuju keberhasilan (lihat Gambar 1.2).
Hal yang penting yang di catat NASPE adalah mengenali kebutuhan untuk mengajar anak-anak dalam rangka mencapai kebutuhannya. Jika program pendidikan jasmani saat ini mengejar berbagai hasil belajar, para guru harus mempunyai metode pembelajaran berpareasi.
NASPE  mendefinisikan      pendidikan  meliputi  tiga  daerah  utama  yaitu psikomotor, kognitif dan afektif. Daerah psikomotor mengacu kepada kemahiran kemamampuan gerak. Aspek kognitif mengacu kepada kemampuan berfikir, mengingat, memahami konsep dan memecahkan masalah. Aspek afektif mengacu kepada sikap dan kebiasaan prilaku sosial.

GAMBAR 1.2 Program standar NASPE untuk pendidikan jasmani

Standar baku dalam pendidikan jasmani

Seorang yang dididik jasmani:
1. Mendemonstrasikan kompetensi dalam bergerak dan efisien dalam bergerak.
2. Mengaplikasikan konsep gerak dan prinsip belajar dan membangun keterampilan motorik.
3. Menampilkan sebuah aktipitas fisik dalam kehidupan.
4. Dapat memelihara kesehatan dalam level kebugaran jasmani.
5. Menunjukan perilaku sosial dan pribadi bertanggung jawab aktivitas fisik.
6. Menunjukan pemahaman dan rasa hormat dalam perbedaan aktivitas pengaturan fisik.
7. Mengerti aktifitas fisik menyediakan peluang untuk kenikmatan, tantangan, ungkapan, dan interaksi sosial.
Aspek-aspek belajar akan dibahas lebih lanjut dalam Bab 2

Tidak ada " Satu Cara Terbaik" untuk Mengajar
Jika  program pendidikan  jasmani dan  para guru  bekerja keras dalam pertemuan NASPE'S (1995) standar untuk membantu para siswa menjadi sungguh-sungguh secara phisik mendidik para orang, itu adalah nyata yang para guru tidak bisa instruksikan cara yang sama sejak semula, atau terbatas pada metoda, strategi, dan gaya. Jika program diarahkan kepada hasil belajar, dalam lingkup tiga domain, mengajar para siswa dengan kemampuan berbeda, dan meliputi suatu   isi program yang luas  di dalam kurikulum, di sana tidak ada "satu cara terbaik" untuk mengajar pendidikan jasmani. Setiap kali seorang guru instruksikan suatu isi berbeda, maka berbeda hasil belajarnya, bagi suatu kelompok berbeda para siswa, yang guru harus



ubah adalah cara dalam menginstruksikan harus lebih efektiv. Kadang-Kadang perbedaan itu akan hanya terjadi perubahan kecil atau variasi kecil dalam beberapa pengajaran dan prilaku belajar. Pada suatu waktu perbedaan itu akan memerlukan perubahan utama di dalam bagaimana seorang guru menginstruksikan, meminta penggunaan suatu pendekatan yang berbeda, apa yang kita akan dalami dalam buku ini, suatu model pembelajaran.



Model Pembelajaran: Alat untuk Mengajar dan Belajar
Supaya kegiatan mengajar efektif dan dapat mencapai tiga domain dan mencakup kemampuan siswa, guru pendidikan jasmani harus mengetahui dan menggunakan sejumlah model pembelajaran yang berbeda.l. Suatu model pembelajaran mengacu pada suatu rencana yang terpadu dan menyeluruh untuk mengajar   meliputi: suatu landasan teoritis, statemen dari hasil belajar yang diharapkan, pengetahuan keahlian guru,             pengembangan  sequenced  dan  aktivitas  belajar,  harapan  untuk  guru  dan perilaku siswa, struktur tugas unik, hasil penilaian terpelajar, dan cara untuk memverifikasi implementasi model sendiri. Model pembelajaran  terbaik merupakan proses mata rantai teori ke proses spesifik yang mana seorang guru perlu mempromosikan  ruang  olah  raga.  Masing-Masing  model  adalah  sejenis,  seorang guru  perlu  mengikuti  dank  membantu  para  siswa  belajar  pendidikan  jasmani. Masing-Masing  Model meminta  sendiri  satuan keputusan, rencana,  dan  tindakan guru dan para siswa. Para guru yang paling efektif akan terbiasa dengan sejumlah model pembelajaran model dan mengetahui model apa yang dapat digunakan pada waktu ditentukan (tergantung pada hasil, daerah, gaya belajar siswa, dan isi).
Salah satu tujuan utama dari buku ini adalah untuk menyediakan suatu pengenalan pada model pembelajaran dalam mengajar pendidikan jasmani. Sekali anda menjadi terbiasa dengan gagasan untuk model pembelajaran dan mengetahui bagaimana          cara     menggunakannya,           kita      akan     mampu                     menerapkan                         model pembelajaran tersebut pada waktu yang sesuai, dan kemudian menjadi siap untuk belajar.
Jika anda adalah guru yang berpengalaman, harapanku model pembelajaran yang cocok dengan kebutuhan siswa dimasukan sebagai isi dari program pembelajarannya.   Kemudian   dapa memilih   model-model   pembelajaran   untuk
masing-masing unit materi pelajaran. Serta harus dapat memodifikasi model-model pembelajaran tersebut agar efektif bagi proses belajar siswa.



Dasar Model Pembelajaran untuk Pendidikan Jasmani
Hal ini didasari oleh pembelajaran pendidikan jasmani secara khas didasarkan pada isi, aktivitas belajar kepara siswa. Itu adalah, pusat pengorganisasian untuk pembelajaran adalah paling yang sering ditentukan oleh isi ( e.g., bolabasket, permainan hoki, tenis, tarian aerobic), dan bukan tujuan atau model pembelajaran. Jika kamu menyebutkan isi, seorang guru akan menceritakan bagaimana ia mengajar kepada para siswa nya: "Aku mengajar seni memanah cara ini...", "saya mengajar game cara ini...", "saya mengajar menari cara ini...", dan seterusnya. Dan, sebagai profesi, kita cenderung untuk mengajar isi yang sama dengan cara yang sama ke para siswa bermacam-macam kelas.



Isi   Unit   adalah   penting,   tetapi   it bukan   satu-satunya   pertimbangan bagaimana cara mengajar. Ada kemungkinan bahwa pembelajaran akan jadi efektif, aman, dan menyenangkan jika isi dipertimbangkan  dengan factor lain, seperti:
yang diharapkan Belajar hasil
Konteks dan mengajar lingkungan
Siswa kesiap-siagaan dan langkah pengembangan
Siswa yang belajar pilihan
Prioritas Daerah
Struktur Tugas dan pola teladan organisatoris

 
Susunan tugas pembelajaran Penilaian pembelajaran hasil Penilaian pembelajaran praktek

Model    pembelajaran     perlu    mempertimbangkan    semua    factkr  dalam mengambil keputusan bagaimana cara pembelajaran suatu unit kepada siswa. Pengorganisasian           unit       menjadi                                     model          pembelajaran              terpilih        setelah mempertimbangkan beberapa faktor.
Di bawah suatu pendekatan model dasar, ketika satu atau lebih faktor utama berubah, itu akan mungkin mengakibatkan pemilihan suatu model pembelajaran berbeda, ini akan jadi benar bahkan ketika isi adalah sama.

Ada  beberapa  pertimbangan  baik  untuk  menggunakan  suatu  pendekatan model pendidikan jasmani:
1. Itu mengijinkan seorang guru untuk mempertimbangkan dan menimbang beberapa faktor sebelum memutuskan model yang akan digunakan untuk suatu unit. Pertimbangan ini mengenali hubungan dari beberapa faktor dan membantu guru untuk membuat suatu keputusan tentang pembelajaran.
2.  Dengan penggunaan suatu proses mengurangi, jauh lebih mungkin bahwa model yang terpilih akan memenuhi konteks, isi, dan tujuan untuk masing-masing unit. Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran akan secara konsisten tinggi.
3. Kebanyakan model pembelajaran didukung riset kuat sebagai dasar dalam efektivitas dan hasil belajar.
4.  Masing-Masing model pembelajaran dapat dipandang sebagai sejenis gambaran untuk seorang guru untuk mengikuti perancangan dan menerapkan pembelajaran. Gambaran ini membantu guru untuk membuat keputusan sama dan sebangun ketika menggunakan suatu model.
5. Suatu model pembelajarn yang baik akan meliputi cara seorang guru untuk mengetahui penggunaan model yang tepat untuk mengetahui jika model sedang aktip untuk membantu para siswa mencapai hasil pembelajaran. Ini menyediakan guru dengan umpan balik penting tentang pembelajarannya.
6.   Masing-Masing model pembelajaran menyediakan para siswa dan guru dengan uraian dari perilaku yang diharapkan, peran, keputusan, dan responsibilities- increasing kejelasan untuk semua orang di dalam kelas.
7.  Model Ipembelajaran yang terbaik adalah fleksibel dan mengijinkan guru masing- masing untuk menyesuaikan model itu kepada kebutuhan pelajar yang unik dan konteks itu. Ini mengenali kemampuan para guru untuk membuat keputusan dan pertimbangan  profesional  berdasar  pada  keahlian  mereka,  pengalaman,  dan situasi mengajar.



Kebutuhan akan Berbagai Model Pendidikan Jasmani
Kamu mengenali pendidikan jasmani, lebih dari pokok sekolah lain, menawarkan
tantangan yang paling rumit untuk para guru. Tidak ada   lain pokok memerlukan para gurunya untuk menunjuk hasil belajar dalam tiga domain utama, untuk menjadi banyak mengetahui dalam berbagai area isi, dan untuk bekerja perubahan yang terus menerus yang belajar lingkungan. Hampir semua guru menggunakan kelas yang sama sejak semula, tetapi pendidikan jasmani para guru dapat mempunyai banyak kelas: ruang olah raga, gimnasium pelengkap, lapangan di luar, ring tinju, dan lain- lain. Sebagai tambahan, mereka harus sering berbagi mengajar area dengan lain para guru dan kelas.


Ikhtisar Buku Ini
Seperti sebelumnya telah disebutkan, tujuan buku ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang  model  pembelajaran  yang  dapat digunakan  untuk  mencapai hasil  belajar  dalam  pendidikan  jasmani.  Apabila  kita  mengetahui  isi  dari  setiap model pembelajaran pendidikan jasmani maka kita dapat memilih dan menerapkan model yang paling efektiv untuk pembelajarn pendidikan jasmani. Untuk membatu
dalam   memilih,   merencanakan,   menerapkan,   dan   menila penggunaan   model
pembelajaran, maka buku ini akan menguraikan langkah-langkahnya yang terbagi dalam beberapa bab..
Bab 2 akan menguraikan secara singkat jenis pengetahuan yang diperlukan oleh para guru untuk pembelajaran yang efektiv dalam pendekatan model. Seperti anda akan lihat, seorang guru pendidikan jasmani akan mengambil beberapa pengetahuan dasar secara serempak dalam rangka secara efektif menyusun dan menyelesaikan pembelajaran.
Bab    mengidentifikasi   strateg pembelajaran   yang   digunakan   untuk mengajar pendidikan jasmani dari suatu pendekatan model. Strategi adalah prosedur sebelum perencanaan untuk peristiwa yang berlangsung dalam pelajaran pendidikan jasmani untuk tujuan jangka pendek hasil belajar. Strategi dapat dirancang untuk menggolongkan para siswa di dalam kelas, pengaturan tugas belajar, menjadi dan memelihara                       perhatian    siswa,    meningkatkan    keselamatan,    mempresentasikan informasi, menaksir siswa belajar, dan lain-lain.
Bab 4 akan menguraikan efektivitas mengajar ketrampilan untuk pendidikan jasmani yang bertindak sebagai tingkatan yang berikutnya membangun blok untuk model pembelajaran. Disini diuraikan berbagai hal efektiv yang dapat para guru lakukan sebelum, selama, dan setelah proses belajar untuk memaksimalkan potensi belajar siswa. Pembelajaran ketrampilan di dalam bab ini telah diperoleh dari riset pada mengajar kelas dan pendidikan jasmani selama tiga dekade.
Bab 5 menyediakan suatu uraian perencanaan pelajaran dan unit menyeluruh untuk pendidikan jasmani. Menjelaskan perbedaan antara perencanaan dan persiapan untuk mengajar pendidikan jasmani. Dalam buku ini, perencanaan dipandang sebagai satu  rangkaian  pertanyaan  seorang  guru  dari  setiap  unit  dan  masing-masing pelajaran. Sekali ketika pertanyaan telah dijawab, guru akan mempunyai suatu kesempatan lebih baik untuk menerapkan, memadukan, peristiwa pembelajaran yang efektif untuk  semua  model.  Suatu perencanaaumum diperkenalkan sedemikian sehingga kamu dapat mempunyai suatu tempat untuk memulai fungsi penting dalam mengajar.



Bab 6 merupakan bab yang paling utama dalam buku ini. karena Bab 2 sampai 5 memusat pada penentuan langkah belajar, masing-masing model diperkenalkan pada bagian 2. Suatu model pembelajaran adalah suatu rencana kegiatan unik, dirancang untuk memudahkan para siswa mendapatkan hasil belajar. Masing-Masing model menetapkan pola teladan pengambilan keputusan sendiri, operasi kelas, dan tanggung-jawab untuk guru dan para siswa. Bab ini menyediakan suatu kerangka untuk menggambarkan komponen dan dimensi dalam menyusun model              masing-masing              dan          menetapkannya          terlepas         dari      model             yang                    lain. Pengetahuan itu adalah penting dalam membantu guru untuk memilih dan menerapkan model yang terbaik untuk tiap-tiap pelajaran.
Masing-Masing bab pada bagian 2 akan menguraikan suatu uraian yang lengkap pada satu model pembelajaran dalam pendidikan jasmani, berdasar pada dimensi dan komponen yang diperkenalkan Bab 6. Model itu adalah:
7. Pembelajaran Langsung
8. Pendekatan system untuk pembelajaran
9. Belajar kooperatif
10. Pendidikan Olahraga
11. Pendekatan teman mengajar
12. Pemeriksaan Model
13. Game Taktis

Bab ini akan menyediakan contoh rencana pelajaran dan usul untuk mengadaptasikan   masing-masing                               model                  kepada  berbagai  konteks     mengajar. Aktivitas belajar pada ujung bab masing-masing pada sebagian 1 dan pengajaran praktek pengalaman akan membantu kita dalam menerapkan langkah-langkah awal bagaimana cara menerapkan model pendidikan dalam pendidikan jasmani.


AKTIVITAS BELAJAR
1.  Membuat daftar keikutsertaan aktivitas phisik pada masing-masing langkah hidup mu: sebelum masuk sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, dan hadiah. Pada langkah masing-masing uraikan: (a) motivasi untuk mengambil bagian, (b) tujuan, dan (c) siapa yang mengajar aktivitas masing-masing.
2.  Kembali untuk memisahkan bagian (c) dari aktivitas belajar sebelumnya. Uraikan dengan kata-kata sendiri metode apa yang digunakan oleh guru mu dalam menerapkan setiap langkah. Jadilah pasti untuk meliputi derajat tingkat kelangsungan dan formal dalam metoda itu.
3.   Jika kamu mengajar pendidikan jasmani, melatih, atau jadi instruktur aktivitas pelajar  phisik, uraikan metoda mengajarnya.
4.    Uraikan menurut kata-kata sendiri suatu definisi untuk orang yang dididik dalam wujud suatu daftar. Buat daftar, jelaskan bagaimana kamu akan memberikan pelajaran  agar membantu siswa dalam belajar. Uraikan juga definisi, " tidak adil" menggunakan NASPE pada bab!
5.  Isi dari P-12 U.S. program pendidikan jasmani telah menunjukkan suatu evolusi jelas bersih di dalam abad yang lalu. Apa pendapat anda tentang program itu akan kelihatan seperti tahun 2020? Apa yang harus pelajar ketahui untuk mengambil bagian program ini?



PUSTAKA

Mosston, M., & Ashworth, S. (1994). Teaching physical education (4cd.). Now
York: Macmillan.

National Association for Sport and Physical Education. (1992). Outcomes of quality physical education programs. Reston, VA: Author.

National Association (or Sport and Physical Educat ion. (1995). Moving into the future: National standards for physical education. St. Louis: Mosby.

Siedentop, D. (1998). Introduction to physical education, fitness, and sport (3ed.) Mountain View, CA: Mayfield.


Van  Dalen,  D.,  &  BennettB.  (1971).  worlhistorof  physical  education: Cultural, philosophical, comparative (2ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

0 komentar:

Posting Komentar


berita olahraga, industri olahraga, healthy life style, ekstrakurikuler olahraga, konsultan olahraga, tour guide & fasilitator.