PROFIL KEPRIBADIAN ANGGOTA
PAMOR YANG MENGIKUTI DENGAN YANG TIDAK MENGIKUTI EKSPEDISI PENDAKIAN GUNUNG
Oleh :
Ryan Abu Bakar
0705075
Kepribadian merupakan cerminan
mental seseorang. Mental merupakan faktor penting dalam sebuah pendakian gunung.
Ekspedisi pendakian gunung merupakan pendakian gunung yang memerlukan persiapan,
perencanaan, manajemen dan berbagai kebutuhan yang diperlukan. Keberhasilan ekspedisi
pendakian gunung merupakan perjuangan besar para pendaki, kepribadian pendaki merupakan
salahsatu faktor yang menentukan keberhasilan
ekspedisi. Bagaimanakah profil kepribadian yang dimiliki oleh para pendaki gunung
yang berhasil melaksanakan ekspedisi, sehingga kedepannya bisa di ketahui
kepribadian seperti apa yang cocok untuk melakukan ekspedisi pendakian gunung. Dalam penelitian ini metode yang digunakan deskriptif kuantitatif. Dengan populasi dan sampel yaitu
anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti Ekspedisi marathon
PAMOR 14 puncak gunung dalam 10 hari di Jawa, Bali dan Lombok 2011. Teknik sampel
yang digunakan yaitu purposive sampling sebanyak
30 orang, instrument penelitian yang digunakan yaitu angket profil
kepribadian dengan reliabilitas 0,931. Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif frequencies dan independent sample t-test. Dari hasil pengolahan dan
analisis data dapat disimpulkan bahwa profil kepribadian anggota PAMOR yang
mengikuti ekspedisi cenderung memiliki sub sifat ekstraversi tinggi dan
neurotisme rendah, sedangkan pada anggota PAMOR yang tidak mengikuti ekspedisi
memiliki sub sifat keterbukaan tinggi dan neurotisme rendah. Hasil penelitian nilai t
hitung 2,533, dan nilai signifikansi hasil Independent Sample t-test
yaitu 0,016 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan (α) 0,05 atau dengan
signifikansi 95 % maka nilai di luar daerah penerimaan Ho, artinya Ho ditolak
dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kepribadian yang signifikan anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti
ekspedisi.
Kata kunci : Profil Kepribadian,
anggota PAMOR, Ekspedisi Pendakian Gunung.
Pendahuluan
Ramdhan. A (2011 : 1) menyatakan bahwa “ Mendaki gunung adalah suatu olahraga keras penuh
petualangan dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan,
dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan seakan hendak mengungguli
merupakan daya tarik dari kegiatan ini.” Pada dasarnya bahaya dan tantangan
tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri oleh berbagai rintangan dari alam.
Namun ketika orang di tanya mengapa mendaki gunung, sampai sekarang tidak ada
yang menjawab dengan jelas mengapa ia mendaki gunung. Salah seorang pendaki
gunung legendaries saja asal Inggris, Sir George Leigh Mallory dalam Ramdhan.A. (2011 : 1) , hanya menjawab pendek
pertanyaan mengapa ia begitu tergila-gila naik gunung. “Because it is there.” Jawaban yang pendek untuk sebuah pertanyaan
yang hebat. Padahal sudah banyak orang yang mendaki gunung menghadapi berbagai
tantangan alam yang harus dilalui.
Dilain
pihak banyak orang yang gemar mendaki
gunung tergabung dalam kelompok pendaki gunung mereka menamakan diri pecinta
alam. Berpetualang mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan utama mereka
disamping kegiatan lainnya yang biasa dilakukan. Kelompok pecinta alam
berpetualang mendaki gunung secara bersama dan sistematis menempuh pembelajaran
dari alam dengan mendaki gunung yang di jadikan sebagai sebuah bentuk ekspedisi
baik di lakukan oleh perorangan maupun kelompok. PAMOR (Pecinta Alam Mahasiswa Olahraga) merupakan salah satu
kelompok pendaki gunung yang menjadi unit
kegiatan mahasiswa tingkat
fakultas
yang ada di FPOK UPI.
Salah
satu kegiatan PAMOR adalah melakukan kegiatan pendakian gunung dengan
mengadakan sebuah ekspedisi pendakian gunung. Ekspedisi merupakan
petualangan yang memerlukan persiapan,
perencanaan, perlengkapan serta hal lain yang dibutuhkan dalam petualangan
tersebut. A Lisya (skripsi manajemen ekspedisi panjat 2009 : 9) menyatakan
bahwa “ekspedisi ialah suatu perjalanan jauh dan panjang sehingga memakan waktu
cukup lama yang dilakukan seorang atau sekelompok orang untuk tujuan
petualangan ataupun ilmiah”.
Berbagai peristiwa yang
dialami pada persiapan yang cukup berat merupakan bekal psikologis dalam
pelaksanaan Ekspedisi. Sehingga boleh dibilang salah satu faktor keberhasilan
Ekspedisi ini adalah mental tim. Mental ini merupakan cerminan kepribadian
setiap individu, sesuai pernyataan Yusuf Hidayat (2008:151) bahwa “ kepribadian
mencerminkan kekuatan mentalnya.” Jadi jelas kepribadian pelaku ekspedisi
mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasilan ekspedisi. Kepribadian yang dimiliki oleh tim ekspedisi
merupakan karakteristik setiap individu pelaku yang menunjang keberhasilan ekspedisi. Disisi lain kepribadian tim
merupakan dorongan yang besar untuk melakukan ekspedisi dengan segala resiko
yang harus dihadapi disertai berbagai persiapan yang dipersiapkan.
Kata kepribadian
(personality) dalam
bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani kuno prosopon atau persona,
yang artinya 'topeng' yang biasa dipakai artis dalam theater. Bertingkah laku
sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili
ciri kepribadian tertentu. Ada beberapa kata atau istilah yang oleh masyarakat
diperlakukan sebagai sinonim kata personality, namun ketika istilah-istilah itu
dipakai di dalam teori kepribadian diberi makna berbeda-beda. Istilah yang
berdekatan maknanya dengan kepribadian menurut Yusuf Syamsu (2008:48) antara
lain :
a.
Personality (kepribadian); penggambaran perilaku secara deskriptif
tanpa memberi nilai (devaluative)
b.
Character (karakter); penggambaran tingkah laku dengan
menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara ekspilit maupun
implisit.
c.
Disposition (watak); karakter yang telah dimiliki dan sampai
sekarang belum berubah.
d.
Temperament (temperament); kepribadian yang berkaitan erat dengan
determinan biologis atau fisiologis,
disposisi hereditas.
e.
Traits (sifat); respons yang senada (sama) terhadap kelompok
stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama.
f.
Type-Attribute (ciri); mirip dengan sifat, namun dalam
kelompok stimulasi yang lebih terbatas.
g.
Habit (kebiasaan): respon yang sama cenderung berulang untuk
stimulus yang sama pula.
Kepribadian
adalah sesuatu yang memberi tata tertib dan keharmonisan terhadap segala macam
tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan individu termasuk didalamnya
usaha-usaha menyesuaikan diri yang beraneka ragam namun khas yang dilakukan
oleh tiap individu (Hall & Lindzey, 1993: 47). Sedangkan menurut Gordon W. Allport (dalam
Yosep, 2000: 1) mendefinisikan “kepribadian
adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang
menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas.” Beberapa tahun, para psikolog
kepribadian telah mengidentifikasi beberapa faktor kepribadian. Ada 5 faktor yang merupakan bagian dari
kepribadian seperti yang dijelaskan oleh (Costa dan Mc Crae 1992) yang dikutip
oleh Yusuf Hidayat (2008:133) menyebutkan bahwa “dalam beberapa tahun
terakhir, para psikolog telah mengidentifikasi munculnya lima faktor sifat
kepribadian. Faktor yang di
jelaskan tersebut adalah faktor ekstraversi, kecocokan, sikap hati-hati,
neurotisme, dan keterbukaan.”
Kepribadian memang merupakan
sesuatu yang menetap, namun menurut Yusuf Samsyu (2008: 20) dalam buku Teori
Kepribadian, “secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian, yakni faktor hereditus (genetika) dan Faktor environment.”
Mendaki
gunung merupakan aktivitas fisik yang
berat. Sehingga sekarang ini mendaki gunung bisa dikatakan sebagai aktivitas
olahraga seperti yang di katakan Sumitro, dkk (1997:1) bahwa : “Mendaki gunung
adalah suatu kegiatan yang berorientasi pada alam terbuka dan mendaki ke tempat
yang lebih tinggi merupakan tujuan utama aktivitas olahraga tersebut.” Perkembangan zaman membuat para pakar
psikologi sejak tahun 1960, para psikolog
telah berupaya untuk menggambarkan hubungan antara kepribadian dengan
penampilan olahraga.
A.
Lisya dalam skripsi Manajemen
Ekpspedisi Pemanjatan (2009:16)
berpendapat pengertian bahwa
“ekspedisi adalah petualangan yang
dilakukan pada daerah baru (bagi pelaksana) dengan perjalanan yang jauh dan panjang ke suatu
daerah yang belum pernah didatangi orang.”
Metodelogi
Penelitian
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena metode tersebut sesuai
dengan permasahan yang akan diungkap. Pada dasarnya metode penelitian ini
terdiri dari beberapa macam, hal itu tergantung dari tujuan seorang peneliti,
akan tetapi masing-masing metode penelitian memiliki tujuan yang berbeda-beda.
Dalam penelitian ini Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena
metode tersebut sesuai dengan permasahan yang akan diungkap. Menurut Arikunto
(2005:334) bahwa, “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Metode
penelitian deskriptif kuantitatif digunakan atas pertimbangan bahwa sifat
penelitian ini adalah untuk menggambarkan suatu keadaan secara objektif melalui
telaah pemecahan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
B. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan
sumber data untuk menganalisisnya. Dalam penelitian ini, populasinya adalah anggota PAMOR yang aktif kuliah sebanyak 70 orang dan untuk sampel dalam
penelitian ini adalah 30 orang anggota PAMOR yang terdiri dari tim Ekspedisi 14
puncak 10 hari JABALO 2011 sebanyak 15 orang dan anggota PAMOR yang tidak
mengikuti Ekspedisi sebanyak 15 orang. Dalam pengambilan sampel peneliti
menggunakan teknik purposive sampling.
Sugiyono (2008:85) mengungkapkan bahwa, “Sampling purposive adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Pendapat lain mengenai teknik purposive
sampel menurut Surakhmad (1989:100) bahwa : “ Teknik purposive sampel adalah
dengan sengaja menarik sampel (non random) karena alasan-alasan
diketahuinya sifat-sifat sampel itu.” Sedangkan alasan peneliti mengambil purvosive sampling karena sampel
memenuhi kriteria penelitian dengan berbagai pertimbangan tertentu.
C. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini
penulis menggunakan angket profil kepribadian dengan membuat pertanyaan atau
pernyataan dengan harapan dapat mengungkap isi hati responden yang diukur
berdasarkan kisi-kisi dan prosedur yang benar. Angket profil kepribadian ini terdiri atas
komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub variabel, indikator-indikator
dan pertanyaan. Butir-butir
pertanyaan atau pernyataan itu merupakan gambaran tentang profil kepribadian
anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti ekspedisi 14 puncak 10
hari JABALO 2011. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket tertutup. Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau
pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, responden hanya
diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban.
D. Prosedur pengolahan data
Instrumen
yang telah dinyatakan valid dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai
alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis diperbanyak dan
disebarkan pada sampel penelitian sebagai sumber data dalam penelitian ini.
Adapun metode pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan sebagai persyaratan dalam analisis Independent
Sampel t-test. Uji homogenitas pada uji perbedaan
(seperti anava) dimaksudkan untuk menguji bahwa setiap kelompok yang akan dibandingkan
memiliki variansi yang sama. Dengan demikian perbedaan yang terjadi dalam
hipotesis benar-benar berasal dari perbedaan antara kelompok, bukan akibat dari
perbedaan yang terjadi di dalam kelompok.
2. Analisis
Deskriptif Frequencies
Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengungkapkan
profil kepribadian anggota PAMOR dan menganalisa sifat kepribadian dominan yang
di miliki oleh anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti
Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011.
3. Independent Samples t-test
Untuk dapat mengetahui perbedaan profil kepribadian
anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti Ekspedisi pendakian
gunung maka penulis menggunakan Independent Samples t-test seperti yang
dikatakan Duwi Priyanto (2009:23) “Independent Samples t-test ( uji dua sampel tidak
berhubungan ) digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknnya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel
yang tidak berhubungan”.
Analisis
Data
Setelah melakukan pengumpulan
data selanjutnya mengolah data tersebut agar skor yang telah diperoleh
mempunyai arti. Pengolahan data merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
suatu penelitian, dengan mengolah data-data yang telah terkumpul, peneliti
dapat menemukan jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya.
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur
variabel-variabel penelitian profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti
dengan yang tidak mengikuti ekspedisi pendakian gunung. Dari penelitian
yang telah dilakukan melalui penyebaran angket yang di berikan, penulis dapat
menggambarkan bagaimana profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti
ekspedisi pendakian gunung
A.
Pembahasan
1. Gambaran Profil Kepribadian Yang Mengikuti Dengan Yang
tidak Mengikuti Ekspedisi Pendakian Gunung.
Pada bagian ini di jelaskan
berdasarkan data yang telah di peroleh dari pengisian kuesioner yang bisa
terlihat Berdasarkan
data yang diperoleh menunjukkan bahwa profil kepribadian anggota PAMOR yang
mengikuti Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011 adalah ekstravesi 80,15%,
sikap hati-hati 71,66%, keterbukaan 70,74%, kesesuaian 69,62%,neurotisme
55,74%. Dari perolehan skor yang di peroleh dapat tergambar bahwa profil
kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti ekspedisi cenderung memiliki sub sifat
kepribadian ekstraversi tinggi dan neurotisme rendah.
Sedang
profil kepribadian yang di miliki anggota PAMOR yang tidak mengikuti ekspedisi
adalah keterbukaan 73,52%, sikap hati-hati 71,85%, ekstraversi 69,26%,
kesesuaian 67,41%, dan neurotisme 60,19%. Dari perolehan skor yang di peroleh
dapat tergambar bahwa profil kepribadian anggota PAMOR yang tidak mengikuti
ekspedisi cenderung memiliki sub sifat kepribadian keterbukaan tinggi dan
neurotisme rendah.
2.
Sifat Dominan Dalam Profil Kepribadian Yang Mengikuti Dengan Yang Tidak
Mengikuti Ekspedisi Pendakian Gunung.
Profil
kebribadian anggota PAMOR yang paling dominan bisa dilihat dengan memberikan
peringkat pada setiap perolehan pengisian pada kuesioner menunjukan bahwa sifat
dominan dalam profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti Ekspedisi adalah
ekstraversi, sifat hati-hati, keterbukaan, kesesuaian, dan neurotisme. Sedangkan
profil kepribadian anggota PAMOR yang tidak mengikuti ekspedisi pendakian
gunung adalah keterbukaan, sikap hati-hati, ekstraversi, kesesuaian, dan
neurotisme.
Uji t
a.
Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan Levene's Test for Equality of
Variances pada uji independent sample t-tes. Hasil data yang diolah output SPSS 16 for window bisa dilihat pada
tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5
Uji Homogenitas Data
F
|
DF
|
Sig
|
Kesimpulan
|
3,
872
|
28
|
0,059
|
Homogen
|
Berdasarkan
tabel 4.5 diatas bisa dilihat bahwa nilai f 3, 872 dengan nilai Signifikasi
0,059. Hal tersebut menyatkan bahwa data yang diolah merupakan data homogen
sehingga bisa dilakukan Uji beda.
b. t-tes Untuk Uji Beda Kelompok
Uji t dilakukan untuk mengetahu
perbedaan profil keperibadian anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak
mengikuti ekspedisi pendakian gunung. Adapun data dioleh dengan menggunakan Compare Means Independent Sample t-test. Hasil data yang diolah output SPSS 16 for window adalah :
Tabel
4.6
Uji t
T
|
DF
|
Sig
|
Kesimpulan
|
2.553
|
28
|
0,016
|
H0 di tolak
|
Berdasarkan
tabel 4.6 diatas menunjukan bahwa nilai t 2,553 dengan nilai signifikansi 0,016
yang menyatakan bahwa H0 di
tolak. Hal tersebut membuktikan bahwa , “ Terdapat perbedaan profil kepribadian yang signifikan
antara anggota PAMOR
yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti ekspedisi pendakian gunung.”
Sehingga hipotesis
penulis di terima.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolehan dan analisis data yang telah
di bahas sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa :
1.
Profil kepribadian anggota PAMOR yang
mengikuti Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011 adalah ekstravesi 80,15%,
sikap hati-hati 71,66%, kesesuaian 69,62%, keterbukaan 70,74% dan neurotisme
55,74%. Sedangkan profil kepribadian yang di miliki anggota PAMOR yang tidak
mengikuti ekspedisi adalah keterbukaan 73,52%, sikap hati-hati 71,85%,
ekstraversi 69,26%, kesesuaian 67,41%, dan neurotisme 60,19%.
2.
Sifat dominan pada profil kepribadian
anggota PAMOR yang mengikuti Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011 memiliki
kecenderungan sifat kepribadian Ekstraversi yang tinggi dan Neurotisme yang
rendah. Sedangkan profil kepribadian anggota PAMOR yang tidak mengikuti
ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011 memiliki kecenderungan sifat
kepribadian keterbukaan yang tinggi dan neurotisme rendah.
3.
Berdasarkan Uji independent sampel test didapatkan nilai signifikansi yaitu nilai t
hitung 2,553 sehingga sesuai dengan hipotesis penulis bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang
tidak mengikuti ekspedisi pendakian gunung sebesar 0,059.
Saran
Berkaitan penelitian yang telah dilakukan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh dan berdasarkan
kesimpulan yang telah diungkapkan di
atas, serta untuk penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Kepada lembaga FPOK UPI, penulis memberikan saran agar ekspedisi
pendakian gunung bisa dijadikan sebuah materi khususnya dalam kuliah olahraga
petualangan karena bisa berfungsi sebagai media pengembangan kepribadian
mahasiswa.
2. Kepada Organisasi PAMOR penulis memberikan saran agar
dalam melakukan ekspedisi pendakian gunung selanjutnya bisa menentukan anggota
tim ekspedisi yang di sesuaikan dengan sifat kepribadian terutama anggota yang
memiliki sifat kepribadian Ekstraversi tinggi dan neurotisme rendah, karena
terbukti pada Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011.
3.
Kepada para peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang kepribadian dan ekspedisi
pendakian gunung, penulis memberikan saran agar bisa meneliti pengaruh
ekspedisi pendakian gunung terhadap perubahan kepribadian pendaki gunung.
Daftar
Pustaka
Alvan. (2005). "DIKTAT
MAPALA JUSTICIA". Malang: tidak dipublikasikan.
Anastasi dan Urbina (1997)
dalam Hidayat,
Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Anggaran Dasar Anggaran
Rumah Tangga PAMOR Periode 2012-2013.
(2011). Bandung: tidak dipublikasikan.
Anggraeni, L. (2009). "Profil
Manajemen Ekspedisi Panjat" . Bandung: Skripsi sarjana
pada FPOK UPI : Tidak diterbitkan
Apuerbo,
2005 dalam Hidayat, Yusuf.
(2008). Psikologi Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto,
S (2006). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Catros.
(2007). Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing Di Indonesia.
[Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [20
juli 2011] [13.08]
Cooper
(1969) dalam Hidayat, Yusuf.
(2008). Psikologi Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Costa and Mc Crae (1992) dalam Hidayat, Yusuf.
(2008). Psikologi Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Cattel dkk (1995) dalam Syamsu,
Yusuf (2008). Teori Kepribadian. Bandung,
Universitas Pendidikan Indonesia
Dondy
(1993). Perencanaan Perjalanan, dalam
Diktat Wanadri. Bandung : Wanadri.
Hardman
(1973) dalam Hidayat, Yusuf.
(2008). Psikologi Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Hidayat,
Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Kadir,
Hatib A (2003). Mari Mendaki Gunung Dari Leuser
Sampai Cartenz. Yogyakarta : Andi.
Morgan
(1980) dalam Hidayat, Yusuf.
(2008). Psikologi Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Munir
(2008). Persiapan Pendakian Gunung.
[Online]. Tersedia http://www.arismaduta.org/index.php?option=com_content&view=article&id=77:persiapan-pendakian-gunung&catid=59:artikel-pengetahuan-dasar&Itemid=90
[4 Mei 2011] [23:30]
Nirwansyah, D. (2011). ”LAPORAN EKSPEDISI 14 PUNCAK 10
HARI JABALO 2011". PAMOR FPOK UPI Bandung:
tidak dipublikasikan.
Pervin dan
Jhon (2001) dalam dalam Hidayat, Yusuf.
(2008). Psikologi Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Ramdhan, A. (2011). Analisis faktor kebutuhan pendaki
gunung. Bandung : Skripsi
sarjana pada FPOK UPI : Tidak diterbitkan
Schurr,
dkk (1977) dalam Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Solehudin,
Adi (2007). Laporan Dewan Pengurus PAMOR
periode 2007-2008. Bandung : Tidak diterbitkan
Solehudin,
Adi (2006). Sejarah Pendakian Diktat Mini.
Bandung : Tidak diterbitkan
Sugiyono
(2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumitro,
dkk (1997). Buku Pedoman Berolahraga
Panjat Tebing. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Syamsu, Yusuf (2008). Teori Kepribadian. Bandung, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Tim
Penulis Diktat PAMOR (2003). Kumpulan
Materi Tentang kegiatan Alam terbuka.
Bandung: PAMOR, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan
Tim
Penulis Diktat Wanadri (1993). Diktat
Wanadri. Bandung : Wanadri. Tidak diterbitkan
Tim
Penyusun Kamus. (1989). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim
penyusun UPI. (2010). Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Wijaya,
Harry dan Wijaya, Christian (2005). Jejak
Sang Petualang. Yogyakarta : Andi.
0 komentar:
Posting Komentar
berita olahraga, industri olahraga, healthy life style, ekstrakurikuler olahraga, konsultan olahraga, tour guide & fasilitator.