About Me

Minggu, 17 April 2016

PROFIL KEPRIBADIAN ANGGOTA PAMOR YANG MENGIKUTI DENGAN YANG TIDAK MENGIKUTI EKSPEDISI PENDAKIAN GUNUNG

PROFIL KEPRIBADIAN ANGGOTA PAMOR YANG MENGIKUTI DENGAN YANG TIDAK MENGIKUTI EKSPEDISI PENDAKIAN GUNUNG

Oleh :
Ryan Abu Bakar
0705075
Kepribadian merupakan cerminan mental seseorang. Mental merupakan faktor penting dalam sebuah pendakian gunung. Ekspedisi pendakian gunung merupakan pendakian gunung yang memerlukan persiapan, perencanaan, manajemen dan berbagai kebutuhan yang diperlukan. Keberhasilan ekspedisi pendakian gunung merupakan perjuangan besar para pendaki, kepribadian pendaki merupakan salahsatu  faktor yang menentukan keberhasilan ekspedisi. Bagaimanakah profil kepribadian yang dimiliki oleh para pendaki gunung yang berhasil melaksanakan ekspedisi, sehingga kedepannya bisa di ketahui kepribadian seperti apa yang cocok untuk melakukan ekspedisi pendakian gunung. Dalam penelitian ini metode yang digunakan deskriptif kuantitatif. Dengan populasi dan sampel yaitu anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti Ekspedisi marathon PAMOR 14 puncak gunung dalam 10 hari di Jawa, Bali dan Lombok 2011. Teknik sampel yang digunakan yaitu purposive sampling sebanyak 30 orang, instrument penelitian yang digunakan yaitu angket profil kepribadian dengan reliabilitas 0,931. Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif frequencies dan independent sample t-test. Dari hasil pengolahan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti ekspedisi cenderung memiliki sub sifat ekstraversi tinggi dan neurotisme rendah, sedangkan pada anggota PAMOR yang tidak mengikuti ekspedisi memiliki sub sifat keterbukaan tinggi dan neurotisme rendah. Hasil penelitian nilai t hitung 2,533, dan nilai signifikansi hasil Independent Sample t-test yaitu 0,016 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan (α) 0,05 atau dengan signifikansi 95 % maka nilai di luar daerah penerimaan Ho, artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kepribadian yang signifikan anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti ekspedisi.
Kata kunci : Profil Kepribadian, anggota PAMOR, Ekspedisi  Pendakian Gunung.



Pendahuluan
Ramdhan. A (2011 : 1) menyatakan bahwa “ Mendaki gunung adalah suatu olahraga keras penuh petualangan dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan ini.” Pada dasarnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri oleh berbagai rintangan dari alam. Namun ketika orang di tanya mengapa mendaki gunung, sampai sekarang tidak ada yang menjawab dengan jelas mengapa ia mendaki gunung. Salah seorang pendaki gunung legendaries saja asal Inggris, Sir George Leigh Mallory dalam  Ramdhan.A. (2011 : 1) , hanya menjawab pendek pertanyaan mengapa ia begitu tergila-gila naik gunung. “Because it is there.” Jawaban yang pendek untuk sebuah pertanyaan yang hebat. Padahal sudah banyak orang yang mendaki gunung menghadapi berbagai tantangan alam yang harus dilalui.
Dilain pihak  banyak orang yang gemar mendaki gunung tergabung dalam kelompok pendaki gunung mereka menamakan diri pecinta alam. Berpetualang mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan utama mereka disamping kegiatan lainnya yang biasa dilakukan. Kelompok pecinta alam berpetualang mendaki gunung secara bersama dan sistematis menempuh pembelajaran dari alam dengan mendaki gunung yang di jadikan sebagai sebuah bentuk ekspedisi baik di lakukan oleh perorangan maupun kelompok. PAMOR (Pecinta Alam Mahasiswa Olahraga) merupakan salah satu kelompok pendaki gunung yang menjadi unit kegiatan mahasiswa tingkat fakultas yang ada di FPOK UPI.
Salah satu kegiatan PAMOR adalah melakukan kegiatan pendakian gunung dengan mengadakan sebuah ekspedisi pendakian gunung. Ekspedisi merupakan petualangan  yang memerlukan persiapan, perencanaan, perlengkapan serta hal lain yang dibutuhkan dalam petualangan tersebut. A Lisya (skripsi manajemen ekspedisi panjat 2009 : 9) menyatakan bahwa “ekspedisi ialah suatu perjalanan jauh dan panjang sehingga memakan waktu cukup lama yang dilakukan seorang atau sekelompok orang untuk tujuan petualangan ataupun ilmiah”.
Berbagai peristiwa yang dialami pada persiapan yang cukup berat merupakan bekal psikologis dalam pelaksanaan Ekspedisi. Sehingga boleh dibilang salah satu faktor keberhasilan Ekspedisi ini adalah mental tim. Mental ini merupakan cerminan kepribadian setiap individu, sesuai pernyataan Yusuf Hidayat (2008:151) bahwa “ kepribadian mencerminkan kekuatan mentalnya.” Jadi jelas kepribadian pelaku ekspedisi mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasilan ekspedisi.  Kepribadian yang dimiliki oleh tim ekspedisi merupakan karakteristik setiap individu pelaku yang menunjang keberhasilan ekspedisi. Disisi lain kepribadian tim merupakan dorongan yang besar untuk melakukan ekspedisi dengan segala resiko yang harus dihadapi disertai berbagai persiapan yang dipersiapkan.
Kata kepribadian (personality) dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani kuno prosopon atau persona, yang artinya 'topeng' yang biasa dipakai artis dalam theater. Bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Ada beberapa kata atau istilah yang oleh masyarakat diperlakukan sebagai sinonim kata personality, namun ketika istilah-istilah itu dipakai di dalam teori kepribadian diberi makna berbeda-beda. Istilah yang berdekatan maknanya dengan kepribadian menurut Yusuf Syamsu (2008:48) antara lain :
a.       Personality (kepribadian); penggambaran perilaku secara deskriptif tanpa memberi nilai (devaluative)
b.      Character (karakter); penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara ekspilit maupun implisit.
c.       Disposition (watak); karakter yang telah dimiliki dan sampai sekarang belum berubah.
d.      Temperament (temperament); kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis, disposisi hereditas.
e.       Traits (sifat); respons yang senada (sama) terhadap kelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama.
f.       Type-Attribute (ciri); mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimulasi yang lebih terbatas.
g.      Habit (kebiasaan): respon yang sama cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula.

Kepribadian adalah sesuatu yang memberi tata tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan individu termasuk didalamnya usaha-usaha menyesuaikan diri yang beraneka ragam namun khas yang dilakukan oleh tiap individu (Hall & Lindzey, 1993: 47).  Sedangkan menurut Gordon W. Allport (dalam Yosep, 2000: 1) mendefinisikan kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas. Beberapa tahun, para psikolog kepribadian telah mengidentifikasi beberapa faktor kepribadian.  Ada 5 faktor yang merupakan bagian dari kepribadian seperti yang dijelaskan oleh (Costa dan Mc Crae 1992) yang dikutip oleh Yusuf  Hidayat (2008:133)  menyebutkan bahwa “dalam beberapa tahun terakhir, para psikolog telah mengidentifikasi munculnya lima faktor sifat kepribadian. Faktor yang di jelaskan tersebut adalah faktor ekstraversi, kecocokan, sikap hati-hati, neurotisme, dan keterbukaan. Kepribadian memang merupakan sesuatu yang menetap, namun menurut Yusuf Samsyu (2008: 20) dalam buku Teori Kepribadian, “secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian, yakni faktor hereditus (genetika) dan Faktor environment.”
Mendaki gunung  merupakan aktivitas fisik yang berat. Sehingga sekarang ini mendaki gunung bisa dikatakan sebagai aktivitas olahraga seperti yang di katakan Sumitro, dkk (1997:1) bahwa : “Mendaki gunung adalah suatu kegiatan yang berorientasi pada alam terbuka dan mendaki ke tempat yang lebih tinggi merupakan tujuan utama aktivitas olahraga tersebut.”  Perkembangan zaman membuat para pakar psikologi sejak tahun 1960, para psikolog  telah berupaya untuk menggambarkan hubungan antara kepribadian dengan penampilan olahraga.
A. Lisya dalam skripsi Manajemen Ekpspedisi Pemanjatan (2009:16) berpendapat pengertian bahwa ekspedisi adalah petualangan yang dilakukan pada daerah baru (bagi pelaksana) dengan  perjalanan yang jauh dan panjang ke suatu daerah yang belum pernah didatangi orang.


Metodelogi Penelitian
A.    Metode Penelitian
Dalam penelitian ini Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena metode tersebut sesuai dengan permasahan yang akan diungkap. Pada dasarnya metode penelitian ini terdiri dari beberapa macam, hal itu tergantung dari tujuan seorang peneliti, akan tetapi masing-masing metode penelitian memiliki tujuan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena metode tersebut sesuai dengan permasahan yang akan diungkap. Menurut Arikunto (2005:334) bahwa, “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Metode penelitian deskriptif kuantitatif digunakan atas pertimbangan bahwa sifat penelitian ini adalah untuk menggambarkan suatu keadaan secara objektif melalui telaah pemecahan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Populasi dan Sampel
Populasi merupakan sumber data untuk menganalisisnya. Dalam penelitian ini, populasinya  adalah anggota PAMOR yang aktif kuliah sebanyak 70 orang dan untuk sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang anggota PAMOR yang terdiri dari tim Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011 sebanyak 15 orang dan anggota PAMOR yang tidak mengikuti Ekspedisi sebanyak 15 orang. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2008:85) mengungkapkan bahwa, “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pendapat lain mengenai teknik purposive sampel menurut Surakhmad (1989:100) bahwa : “ Teknik purposive sampel adalah dengan sengaja menarik sampel (non random) karena alasan-alasan diketahuinya sifat-sifat sampel itu.   Sedangkan alasan peneliti mengambil purvosive sampling karena sampel memenuhi kriteria penelitian dengan berbagai pertimbangan tertentu.

C.    Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket profil kepribadian dengan membuat pertanyaan atau pernyataan dengan harapan dapat mengungkap isi hati responden yang diukur berdasarkan kisi-kisi dan prosedur yang benar.  Angket profil kepribadian ini terdiri atas komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub variabel, indikator-indikator dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan atau pernyataan itu merupakan gambaran tentang profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban.
D.    Prosedur pengolahan data
Instrumen yang telah dinyatakan valid dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis diperbanyak dan disebarkan pada sampel penelitian sebagai sumber data dalam penelitian ini. Adapun metode pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.      Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan sebagai persyaratan dalam analisis Independent Sampel t-test. Uji homogenitas pada uji perbedaan (seperti anava) dimaksudkan untuk menguji bahwa setiap kelompok yang akan dibandingkan memiliki variansi yang sama. Dengan demikian perbedaan yang terjadi dalam hipotesis benar-benar berasal dari perbedaan antara kelompok, bukan akibat dari perbedaan yang terjadi di dalam kelompok.
2.      Analisis Deskriptif  Frequencies
Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengungkapkan profil kepribadian anggota PAMOR dan menganalisa sifat kepribadian dominan yang di miliki oleh anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011.
3.      Independent Samples t-test
Untuk dapat mengetahui perbedaan profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti Ekspedisi pendakian gunung maka penulis menggunakan Independent Samples t-test  seperti yang dikatakan Duwi Priyanto (2009:23) Independent Samples t-test ( uji dua sampel tidak berhubungan ) digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknnya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan”.
Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data selanjutnya mengolah data tersebut agar skor yang telah diperoleh mempunyai arti. Pengolahan data merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu penelitian, dengan mengolah data-data yang telah terkumpul, peneliti dapat menemukan jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur variabel-variabel penelitian profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti ekspedisi pendakian gunung. Dari penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran angket yang di berikan, penulis dapat menggambarkan bagaimana profil kepribadian anggota PAMOR  yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti ekspedisi pendakian gunung
A.     Pembahasan
1.      Gambaran Profil Kepribadian Yang Mengikuti Dengan Yang tidak Mengikuti Ekspedisi Pendakian Gunung.
Pada bagian ini di jelaskan berdasarkan data yang telah di peroleh dari pengisian kuesioner yang bisa terlihat Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011 adalah ekstravesi 80,15%, sikap hati-hati 71,66%, keterbukaan 70,74%, kesesuaian 69,62%,neurotisme 55,74%. Dari perolehan skor yang di peroleh dapat tergambar bahwa profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti ekspedisi cenderung memiliki sub sifat kepribadian ekstraversi tinggi dan neurotisme rendah.
Sedang profil kepribadian yang di miliki anggota PAMOR yang tidak mengikuti ekspedisi adalah keterbukaan 73,52%, sikap hati-hati 71,85%, ekstraversi 69,26%, kesesuaian 67,41%, dan neurotisme 60,19%. Dari perolehan skor yang di peroleh dapat tergambar bahwa profil kepribadian anggota PAMOR yang tidak mengikuti ekspedisi cenderung memiliki sub sifat kepribadian keterbukaan tinggi dan neurotisme rendah.

2.      Sifat Dominan Dalam Profil Kepribadian Yang Mengikuti Dengan Yang Tidak Mengikuti Ekspedisi Pendakian Gunung.
Profil kebribadian anggota PAMOR yang paling dominan bisa dilihat dengan memberikan peringkat pada setiap perolehan pengisian pada kuesioner menunjukan bahwa sifat dominan dalam profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti Ekspedisi adalah ekstraversi, sifat hati-hati, keterbukaan, kesesuaian, dan neurotisme. Sedangkan profil kepribadian anggota PAMOR yang tidak mengikuti ekspedisi pendakian gunung adalah keterbukaan, sikap hati-hati, ekstraversi, kesesuaian, dan neurotisme.
Uji t
a.      Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene's Test for Equality of Variances pada uji independent sample t-tes. Hasil data yang diolah output SPSS 16 for window bisa dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5
Uji Homogenitas Data
F
DF
Sig
Kesimpulan
3, 872
28
0,059
Homogen

Berdasarkan tabel 4.5 diatas bisa dilihat bahwa nilai f 3, 872 dengan nilai Signifikasi 0,059. Hal tersebut menyatkan bahwa data yang diolah merupakan data homogen sehingga bisa dilakukan Uji beda.
b.      t-tes Untuk Uji Beda Kelompok
Uji t dilakukan untuk mengetahu perbedaan profil keperibadian anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti ekspedisi pendakian gunung. Adapun data dioleh dengan menggunakan Compare Means Independent Sample t-test. Hasil data yang diolah output SPSS 16 for window adalah :
Tabel 4.6
Uji t
T
DF
Sig
Kesimpulan
2.553
28
0,016
Hdi tolak
Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukan bahwa nilai t 2,553 dengan nilai signifikansi 0,016 yang menyatakan bahwa Hdi tolak. Hal tersebut membuktikan bahwa , “ Terdapat perbedaan profil kepribadian yang signifikan antara anggota PAMOR yang mengikuti dengan  yang  tidak mengikuti ekspedisi pendakian gunung.” Sehingga hipotesis penulis di terima.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolehan dan analisis data yang telah di bahas sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa :
1.      Profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011 adalah ekstravesi 80,15%, sikap hati-hati 71,66%, kesesuaian 69,62%, keterbukaan 70,74% dan neurotisme 55,74%. Sedangkan profil kepribadian yang di miliki anggota PAMOR yang tidak mengikuti ekspedisi adalah keterbukaan 73,52%, sikap hati-hati 71,85%, ekstraversi 69,26%, kesesuaian 67,41%, dan neurotisme 60,19%.
2.      Sifat dominan pada profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011 memiliki kecenderungan sifat kepribadian Ekstraversi yang tinggi dan Neurotisme yang rendah. Sedangkan profil kepribadian anggota PAMOR yang tidak mengikuti ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011 memiliki kecenderungan sifat kepribadian keterbukaan yang tinggi dan neurotisme rendah.
3.      Berdasarkan Uji independent sampel test didapatkan nilai signifikansi yaitu nilai t hitung 2,553 sehingga sesuai dengan hipotesis penulis bahwa terdapat perbedaan yang signifikan profil kepribadian anggota PAMOR yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti ekspedisi pendakian gunung sebesar 0,059.


Saran
Berkaitan penelitian yang telah dilakukan dengan hasil penelitian yang telah diperoleh dan berdasarkan kesimpulan yang telah diungkapkan di atas, serta untuk penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1.        Kepada lembaga FPOK UPI, penulis memberikan saran agar ekspedisi pendakian gunung bisa dijadikan sebuah materi khususnya dalam kuliah olahraga petualangan karena bisa berfungsi sebagai media pengembangan kepribadian mahasiswa.
2.  Kepada Organisasi PAMOR penulis memberikan saran agar dalam melakukan ekspedisi pendakian gunung selanjutnya bisa menentukan anggota tim ekspedisi yang di sesuaikan dengan sifat kepribadian terutama anggota yang memiliki sifat kepribadian Ekstraversi tinggi dan neurotisme rendah, karena terbukti pada Ekspedisi 14 puncak 10 hari JABALO 2011.
3.        Kepada para peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang kepribadian dan ekspedisi pendakian gunung, penulis memberikan saran agar bisa meneliti pengaruh ekspedisi pendakian gunung terhadap perubahan kepribadian pendaki gunung.
Daftar Pustaka
Alvan. (2005). "DIKTAT MAPALA JUSTICIA". Malang: tidak dipublikasikan.
Anastasi dan Urbina (1997) dalam Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga PAMOR Periode 2012-2013. (2011). Bandung: tidak dipublikasikan.
Anggraeni, L. (2009). "Profil Manajemen Ekspedisi Panjat" . Bandung: Skripsi sarjana pada FPOK UPI : Tidak diterbitkan
Apuerbo, 2005 dalam Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka              Cipta.
Catros. (2007). Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing Di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [20 juli 2011] [13.08]
Cooper (1969) dalam Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Costa and Mc Crae (1992) dalam Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Cattel dkk (1995) dalam Syamsu, Yusuf (2008). Teori Kepribadian. Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia
Dondy (1993). Perencanaan Perjalanan, dalam Diktat Wanadri. Bandung : Wanadri.
Hardman (1973) dalam Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Kadir, Hatib A (2003). Mari Mendaki Gunung Dari Leuser Sampai Cartenz. Yogyakarta : Andi.
Morgan (1980) dalam Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Munir (2008). Persiapan Pendakian Gunung. [Online]. Tersedia http://www.arismaduta.org/index.php?option=com_content&view=article&id=77:persiapan-pendakian-gunung&catid=59:artikel-pengetahuan-dasar&Itemid=90 [4 Mei 2011] [23:30]
Nirwansyah, D. (2011). ”LAPORAN EKSPEDISI 14 PUNCAK 10 HARI JABALO 2011". PAMOR FPOK UPI Bandung: tidak dipublikasikan.
Pervin dan Jhon (2001) dalam dalam Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ramdhan, A. (2011). Analisis faktor kebutuhan pendaki gunung. Bandung : Skripsi sarjana pada FPOK UPI : Tidak diterbitkan
Schurr, dkk (1977) dalam Hidayat, Yusuf. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Solehudin, Adi (2007). Laporan Dewan Pengurus PAMOR periode 2007-2008. Bandung : Tidak diterbitkan
Solehudin, Adi (2006). Sejarah Pendakian Diktat Mini. Bandung : Tidak diterbitkan
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. 
Sumitro, dkk (1997). Buku Pedoman Berolahraga Panjat Tebing. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Syamsu, Yusuf (2008). Teori Kepribadian. Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Penulis Diktat PAMOR (2003). Kumpulan Materi Tentang  kegiatan Alam terbuka. Bandung: PAMOR, Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan
Tim Penulis Diktat Wanadri (1993). Diktat Wanadri. Bandung : Wanadri. Tidak diterbitkan
Tim Penyusun Kamus. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim penyusun UPI. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.  Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wijaya, Harry dan Wijaya, Christian (2005). Jejak Sang Petualang. Yogyakarta : Andi.

0 komentar:

Posting Komentar


berita olahraga, industri olahraga, healthy life style, ekstrakurikuler olahraga, konsultan olahraga, tour guide & fasilitator.