Evaluasi
dalam Pendidikan Jasmani dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi
dan status kebugaran peserta didik . Untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan
yang diperoleh siswa dalam pencapaian kompetensi, maka untuk memperoleh jawabannya
dibutuhkaninformasi yang lengkap melalui penilian.
Bukti
kemajuan hasil belajar siswa dapat dilihat hasilnya dalam waktu singkat, dan
ada juga yang dapat dilihat hasilnya setelah menempuh program jangka waktu
panjang. Kemajuan hasil belajar peserta didik harus dicatat dan dikdokumentasikan agar dapat
diperhatikan peningkatannya pada peserta didik , orang tua atau pihak lain yang
membutuhkannya.
A. Pengertian
Penilaian
adalah proses pengumpulan informasi, tentang perkembangan dan pencapaian
kompetensi yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik, yang mampu
mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa kompetensi
sebagai tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Penulisan
itu sendiri memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.
1.
Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran.
2.
Valid
Penilaian harus dilakukan dengan
tepat dengan menggunakan alat ukur, metode dan criteria yang sesuai dengan
karakteristik, dan esensi pengalaman belajar.
3.
Mendidik
Penilaian harus memberikan sumbangan
positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian harus dinyatakan dan
dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi peserta didik yang berhasil dan memacu semangat untuk
meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil.
4.
Berorientasi kepada kompetensi
Penilaian harus menilai pencapaian
kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
5. Adil dan obyektif
Penilaian harus adil terhadap
semua peserta didik dan tidak membeda-bedakan latar belakang siswa yang tidak
berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Obyektivitas penilaian tergantung
dan dipengaruhi oleh faktor-faktor pelaksanaan, kriteria pemberian angka, dan
pembuatan keputusan pencapaian hasil belajar
6.
Terbuka
Kriteria penilaian hendaknya
terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta
didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan
7.
Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara
terencana, bertahap, teratur, dan terus-menerus, untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan belajar peserta didik . Hasil penilaian perlu di analisis dan
ditindaklanjuti, dan merupakan bagian integral dari proses pembelajaran
8.
Menyeluruh
Penilaian terhadap hasil belajar peserta
didik harus dilaksanakan secara menyeluruh, utuh, tuntas mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotor, dan berdasarkan pafa berbagai teknik dan
prosedur penilaian serta berbagai bukti hasil belajar peserta didik
9.
Bermakna
Penilaian hendaknya mudah dipahami
dan bias ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian
mencerminkan gambaran utuh tentang prestasi peserta didik yang mengandung
informasi keunggulan dan kelemahan, minat, dan penguasaan peserta didik dalam
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
1.
Mendignosa kekuatan dan kelemahan
Hasil tes dijadikan alat untuk
kelemahan peserta didik yang baik
sebagai individu maupun kelompok. Tes ini didasarkan pada keterampilan dasar
yang mencakup keterampilan dasar melempar, tangkap, menendang dan kemampuan
lainnya. Pelaksanaan dilakukan pada awal tahun dengan maksud untuk mengetahui
tingkat pencapaian terendah dan tertinggi. Data tersebut dijadikan bahan untuk
pengelompakkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pada tes berikutnya hanya
memfokuskan pada keterampilan yang lemah atau rendah.
2.
Bimbingan
Penilaian sebagai bimbingan
hendaknya tidak membandingkan kemampuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya. Namun lebih diarahkan
kepada pengembangan kemampuan individu masing-masing peserta didik .
3.
Motivasi
Penilaian merupakan suatu bentuk
penghargaan (reward) atas keberhasilan ketercapaian kompetensi yang harus
dicapai oleh siswa, sedangkan atas kekurangberhasilan, haisil penilian dapat
dijadikan sebagai motivasi baginya untuk beajar lebih giat.
4.
Laporan kemajuan peserta didik
Laporan penilaian perlu
disampaikan kepada peserta didik . Hasil tersebut dapat dioergunakan untuk
melakukan evaluasi diri dan dengan sendirinya peserta didik secara tegas
mengetahui apa yang telah diperolehnya selama mengukuti program pembelajaran
penjas.
5.
Laporan kemajuan pada orang tua
Orant tua dapat mengetahui
perkembangan peserta didik . Perkembangan berhubungan dengan status siswa dalam
pembelajaran keterampilan gerak dasar, tingkat kebugaran peserta didik secara umum, dan tentang sikap social sebagai
akibat dari program penjas. Prosedur laporan kemajuan pada orang tua
bervariasi.Pada saat ini beberapa sekolah melakukan pelaporan melalui pertemuan
antara orang tua dan sekolah dan laporan yang diberikan pada orang tua dalam
bentuk deskriptif yang memuat tahap perkembangan untuk ketiga area yang
dilihat. Dan biasanya satu raport dari seluruh mata pelajaran yang ada di
sekolah.
Sebagaimana
penilaian pembelajaran pada mata pelajaran lainnya, penilaian pendidikan
jasmani juga mencakup tiga tahap yaitu kognitif, afektif dan fisikomotorik.
Selain ketiga ranah tersebut, satu ranah yang perlu dinilai dalam penjas
sekaligus sebagai cirri khusus mata pelajaran adalah penilaian terhadap
kebugaran jasmani peserta didik .
C. Aspek penilaian
1.
Penilaian
Ranah Kognitif
Penilaian ranah kognitif hampir selalu mendominasi dalam pelaksanaan
penilaian berbagai mata pelajaran. Didalam pendidikan jasmani, diperlukan pula
penilaian terhadap ranah kognitif ini. Tetapi perlu dilakukan secara
professional, mengingat karakteristik yang melekat pada program penjas. Ranah
kognitif memiliki enam jenjang (Sesuai
dengan taksonomi blom), yaitu
a.
Pengetahuan, kemampuan mengingat (misalnya peserta
didik menjelaskan bagaimana cara
melakukan pasing bawah dalam permainan bola voly.
b.
Pemahaman, kemampuan memahami (misalnya peserta didik mampu
menyimpulkan teknik pasing bawah yang dilihat dari video).
c.
Aplikasi, kemampuan penerapan (misalnya menggunakan
teknik pasing dalam permainan sebagai bagian dari taktik bermain).
d.
Analisis, kemampuan menganalisis suatu informasi
analisis yang luas menjadi bagian-bagian kecil, misalnya: Menganalisis berbagai
teknik gerak dalam permainan bola voly (service, passing, smesh, blok)
e.
Sintesis, kemampuan menggabungkan beberapa informasi
menjadi suatu kesimpulan (misalnya menerapkan berbagai(gabungan) teknik dasar,
dalam suatu permainan bola voly).
f.
Evaluasi, kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan
mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu.
CONTOH PENILAIAN RANAH KOGNITIF
Contoh format penilaian kognitif
pembelajaran passing bawah dalam permainan bola voly dengan metode resiprokal:
No
|
Nama
|
Pengetahuan
|
Aplikasi
|
Evaluasi
|
Jumlah
|
Nilai
|
||||||||
|
|
1.
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
|
|
01
|
Amir
|
|
|
|
X
|
|
|
X
|
|
x
|
|
|
7
|
77,8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Prosentase penguasaan kognitif
passing bawah =(jumlah: skor maximum) x 100%.
Kriteria penilaian
a.
Jenjang pengetahuan
Skor
3, jika peserta didik mampu menjelaskan tentang jenis-jenis passing dalam bola
voli, tata urutan melakukan passing bawah, menyebutkan unsure-unsur kebugaran
yang dapat dilatih dengan melakukan passing bawah.
Skor
2, jika peserta didik mampu menjelaskan
dua pertanyaan diatas.
Skor1,
jika peserta didik mampu menjelaskan
salah satu pertanyaan diatas.
Skor
0, jika tidak satupun pertanyaan diatas mampu dijelaskan
b.
Jenjang apilkasi
Skor
4, jika peserta didik mampu menjelaskan
cara melakukan passing bawah, mulai dari pandangan mata, sikap dan gerak
tangan, sikap dan gerak badan, serta sikap dan gerak kaki.
Skor
3, jika peserta didik mampu menjelaskan
dua pertanyaan diatas.
Skor
2, jika peserta didik mampu menjelaskan
dua pertanyaan diatas.
Skor
1, jika peserta didik mampu menjelaskan
salah satu pertanyaan diatas.
Skor
0, jika tidak satupun pertanyaan diatas mampu dijelaskan.
c.
Jenjang Evaluasi
Skor
2, jika peserta didik mampu menevaluasi kesalahan gerak pasangannya, dan mampu
memperbaikinya.
Skor
1, jika peserta didik mampu menunjukan
gerak yang salah atau yang benar dari pasangannya.
Contoh
Penghitungan Nilai
Nilai kognitif Amir = (7/9) X 100%
= 77,8 %
Untuk
melakukan penilaian ranah kognitif diperlukan :
a.
Lembar pertanyaan
b.
Lembar pengamatan
c.
Kelengkapan lain yang diperlukan.
1. Penilaian Ranah Afektif
Penilaian
afektif dibagi atas penilaian afektif umum (budi pekerti) dan penilaian afektif
permata pelajaran. Aspek afektif meliputi penilaian sikap, perilaku, minat,
emosi, motivasi, kerjasama dan koordinasi dari setiap peserta didik. Penilaian
afektif dapat dilakukan melalui pengamatan dan interaksi langsung secara terus
menerus. Penilaian aspek ini pada umumnya dilakukan secara non – tes (misalnya;
untuk mengetahui siapa peserta didik yang bisa dipercaya, siapa peserta didik yang
disiplin, siapa yang berminat dalam menekuni salah satu cabang olah raga, dll)
Prinsip penilian harus bekesinambungan dan
menyeluruh, setiap informasi yang diperoleh dikumpulkan dan disimpan sebagai
referensi dalam penilaian berikutnya.
CONTOH PENILAIAN RANAH AFEKTIF
No
|
Nama
|
Kerjasama
|
Sportivitas
|
Komunikasi lisan
|
Jumlah
|
Nilai
|
||||||||
1.
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
|
|
||
01
|
Amir
|
|
|
|
X
|
|
|
X
|
|
x
|
|
|
8
|
88,9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan : mendapat nilai TINGGI
jika skor antara 7 – 9
Mendapat nilai SEDANG jika skor
antara 4 – 6
Mendapat nilai RENDAH jika skor
antara 0 – 3
Kriteria penilaian :
1. Aspek kerjasama
Skor 3, jika dengan rela membantu
teman, memberikan saran tanpa diminta, menerima saran dengan ikhlas
Skor 2, jika hanya dua yang
dilakukan
Skor 1, jika hanya satu yang
dilakukan
Skor 0, jika tidak satupun
kriteria dilakukan
2. Aspek sportivitas
Skor 3, jika menghargai pendapat
teman kelompok, berpegang pada aturan/petunjuk yang ada di LKS, dengan sadar
meminta bantuan teman jika menemui kesulitan
Skor 2, jika hanya dua yang
dilakukan
Skor 1, jika hanya satu yang
dilakukan
Skor 0, jika tidak satupun
kriteria dilakukan
3. Aspek Komunikasi lisan
Skor 3, jika mendengarkan saran
dengan baik, menyampaikan saran dengan satun, adanya interaksi dua arah sesame
teman
Skor 2, jika hanya dua yang
dilakukan
Skor 1, jika hanya satu yang
dilakukan
Skor 0, jika tidak satupun
kriteria dilakukan
4. Penilaian Ranah Psikomotor
Penilaian Ranah Psikomotor
dilakukan sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh
siswa. Penilaian psikomotor dilakukan dengan pengamatan terhadap keterampilan
yang dilakuka peserta didik. Ranah psikomotor mempunyai enam jenjang kemampuan
yaitu :
a.
Gerak refleks berarti kegiatan yang muncul tanpa sadar
dalam menjawab stimulus.
b.
Gerak dasar adalah perpaduan gerak refleks dan dasar –
dasar dari keterampilan
c.
Kemampuan perceptual adalah merupakan interpretasi
stimulus dengan berbagai cara yang memberi data kepada seseorang untuk
melakukan penyesuaian dengan lingkungannya.
d.
Kemampuan fisik merupakan karakteristik fungsional dan
kekuatan organik yang esensial bagi perkembangan gerak yang sangat terampil
e.
Gerak terampil merupakan tingkat efesiensi pada saat
merupakan tugas - tugas gerak kompleks
yang didasarkan atas pola gerak intern
f.
Komunikasi non diskursif adalah komunikasi melalui
gerakan tubuh, mulai dari ekspresi muka sampai gerakan koreografis yang rumit.
Dalam
pelaksanaan penilaian psikomotor perlu diperhatikan penilaian proses dan produk
contoh dibawah ini dapat menggambarkan pelaksanaan penilaian psikomotor secara
lengkap.
CONTOH PENILAIAN PSIKOMOTOR
A. Contoh penilaian proses passing bawah (penilaian
keterampilan kecabangan)
No
|
Nama
|
Sikap
Aw al
|
Gerakan
|
Sikap
Aktif
|
Jumlah
|
Nilai
proses
|
Nilai
produk
|
Nilai
akhir
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
|
|
|
|
||
1
|
Amir
|
|
|
x
|
|
|
|
|
x
|
|
x
|
|
9
|
88,9
|
80
|
77.5
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Prosentase
nilai proses = (jumlah : skor maksimum) X 100%
Kriteria Penilaian :
Pelaksanaan Passing Bawah (proses)
1. Sikap awal passing bawah
Nilai 4 jika:
a.
Pandangan mata ke arah datangnya bola
b.
Badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya
terletak diantara dua kaki
c.
Kedua telapak tangan ditumpuk terbuka menghadap ke atas
dengan lengan diluruskan ke bawah secara rileks
d.
Kedua tungkai sedikit ditekuk dengan lutut tetap
menghadap ke depan dan di buka selebar bahu.
Nilai 3 jika kriteria dilakukan secara
benar
Nilai 2 jika hanya dua kriteria yang
dilakukan secara benar
Nilai 1 jika hanya satu kriteria yang
dilakukan secara benar
Nulai 0 jika tidak satupun kriteria dilakukan
secara benar
2. Pelaksanaan Gerak
Nilai 4 jika:
a.
Pandangan mata ke arah datangnya bola
b.
Badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya
terletak diantara dua kaki.
c.
Kedua lengan diayun kea rah depan atas hingga setinggi
bahu, sehingga arah gerak bola membentuk lintasan parabola
d.
Salah satu kaki dilangkahkan ke depan, kemudian kedua
tungkai diluruskan hingga kaki jingkai bersamaan dengan penekanan hingga
lepasnya bola.
Nilai 3 jika kriteria
dilakukan secara benar
Nilai
2 jika hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar
Nilai
1 jika hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar
Nulai
0 jika tidak satupun kriteria dilakukan secara benar
3. Sikap Akhir
Kembali ke sikap semula
Nilai 4 jika:
a.
Pandangan mata ke arah datangnya bola
b.
Badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya
terletak diantara dua kaki.
c.
Kedua telapak tangan ditumpuk terbuka menghadap ke atas
dengan lengan diluruskan ke bawah secara relaks
d.
Kedua tungkai sedikit ditekuk dengan lutut tetap
menghadap ke depan dan di buka selebar bahu.
Nilai 3 jika kriteria
dilakukan secara benar
Nilai
2 jika hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar
Nilai
1 jika hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar
Nulai
0 jika tidak satupun kriteria dilakukan secara benar
A. Contoh Penilaian Produk Passing Bawah
Penilaian produk passing bawah
sebagaimana penilaian keterampilan lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara
sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah. Penyesuaian (modifikasi) atas tes-tes
keterampilan dapat dilakukan dengan catatan tidak melupakan atau menyalahi
prinsip-prinsip penilaian (validitas, reliabilitas, dan lain-lain). Contoh
berikut adalah salah satu model tes keterampilan passing bawah yang
dikembangkan oleh Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Depdiknas dengan
pemodifikasian pada noram yang dipakai untuk menentukan prosentasi penguasaan.
Teknis pelaksanaan :
Alat dan perlengkapan
a.
Tiang dengan ukuran 2,30 m
b.
Bola voli
c.
Stopwatch
d.
Lapangan dengan bentuk segi empat 4.5 x 4,5 m
Pelaksanaan :
a.
Peserta berdiri di lapangan ukuran 4.5 x 4,5 m
b.
Setelah aba-aba “ya” bola dilambungkan oleh siswa dan
melakukan passing bawah dengan ketinggian melampau tiang selama 60 detik
c.
Jika bola terpental keluar arena, siswa segera kembali
memulai lagi
d.
Tidak dihitung perolehan passing jika, siswa berada
diluar area atau bola tidak melampau ketinggian tiang.
Norma nilai produk passing
bawah setelah dimodifikasi adalah :
a.
40 kai atau lebih tingakat penguasaan 100%
b.
35 – 39 kali tingkat penguasaan 90%
c.
30 – 34 kali tingkat penguasaan 80%
d.
25 – 29 kali tingkat penguasaan 70%
e.
20 – 24 kali tingkat penguasaan 60%
f.
Kurang dari 20 kali tingkat penguasaan di bawah 50%
B. Contoh Penentuan Nilai Psikomotor
Nilai psikomotor = (Nilai Proses +
Nilai Produk) : 2
Contoh Skor Proses Amir : 9
Skor Maksimum : 12, maka Nilai
Proses Amir = 9/12 x 100%
=
75 %
Nilai Produk Passing Bawah Amir :
Dalam satu menit Amir mampu melakukan passing bawah 34 kali, maka Nilai Produk
Amir = 30%
Jadi Nilai Psikomotor Amir = (75% +
50%) : 2
=
77,5
Penilaian Ranah Kebugaran Jasmani
Penilaian
kebugaran jasmani meliputi
1)
Penilaian kesehatan;
Penilaian terhadap kesehatan
dilakukan oleh dokter. Tujuannya adalah agar guru Pendidikan jasmani mengetahui
kebutuhan dan batas-batas kemampuan siswa dalam latihan. Penilaian ini
dilakukan sebelum atau pada awal siswa masuk ke sekolah.
2)
Postur (tinggi dan berat badan)
Hasil penelitian menyatakan adanya
hubungan antara postur dan fisik yang buruk terhadap kesehatan mental. Observasi
terhadap kebiasaan sikap tubuh dan pengujian secara periodic merupakan hal yang
penting dalam memperbaiki dan membentuk sikap tubuh. Pengukuran tinggi dan
berat badan sebaiknya dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun.
3)
Kebugaran Jasmani
Beberapa komponen kebugaran perlu
diukur pada awal ahun pelajaran, sehingga diketahui kelemahan siswa untuk upaya
perbaikannya.
Kebugaran jasmani dapat
diklasifikasikan menjadi dua bentuk, yaitu:
a.
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
(health related fitness), terdiri dari ; daya tahan cardiovascular, daya tahan
otot, kekuatan otot, dan komposisi tubuh.
b.
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
(skill related fitness), terdiri dari ; kecepatan, kecepatan reaksi daya ledak,
kelincahan, keseimbangan, ketepatan dan koordinasi.
CONTOH TES KEBUGARAN JASMANI
A.
Tes Kecepatan
1.
Alat dan fasilitas :
a.
Lintasan rata dan lurus diberi tanda dengan jarak 50 m
b.
Bendera start, peluit, stopwatch, formulir, dan alat
tulis
2.
Pelaksanaan :
a.
Sikap permulaan peserta berdiri di belakang garis start
b.
Sikap dengan start berdiri, pada saat aba-aba “ya”
peserta berlari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 50 m
c.
Tes dinyatakan gagal jika terjadi pencurian start
mengganggu pelari lain dan adanya pelanggaran lain.
3.
Hasil test :
Waktu tercepat yan gdicatat dari
dua kali kesempatan berlari, dan pencatatan sampai dengan satu angka di
belakang koma.
4.
Norma Penilaian
Putera
|
Puteri
|
Baik sekali < 6,7
Baik 6,8 -7,6
Sedang 7,7 -8,7
Kurang 8,8 -10,3
Kurangbsekali 10,4>
|
Baik sekali < 7,7
Baik 7,8 -8,7
Sedang 8,8 -9,9
Kurang 10,11,9
Kurangbsekali 12,4>
|
A.
Tes Daya Tahan
1.
Alat dan fasilitas :
a.
Lintasan lari yang arata sepanjang 1000 m untuk putera
dan 800 m untuk puteri.
b.
Bendera start, peluit, stopwatch, formulir, dan alat
tulis
2.
Pelasanaan :
a.
Sikap permulaan peserta berdiri di belakang garis
start, siap deangan start berdiri, pada
b.
Saat aba-aba “ya” peserta berlari menuju garis finish,
menempuh jarak 1000 m, dan 800 m untuk puteri.
c.
Tes dinyatakan gagal jika terjadi pencurian start,
mengganggu pelari lain, dan adanya pelanggaran lain.
1)
Hasil tes
a)
Hasil tes :
Waktu
dicatat sampai dengan dua angka di belakang koma.
Norma
penilaian :
Putera
|
Puteri
|
Baik sekali < 3,04
Baik 3,05-3,533
Sedang 3,54 – 4 ,46
Kurang 4,47 -604
Kurangbsekali 6,05>
|
Baik sekali < 3, 5,7
Baik 3,07 - 355
Sedang 3,56-4,58
Kurang 4,59- 6,40
Kurangbsekali 6,41>
|
Catatan
: untuk akumulasi penilaian dari semua komponen kebugaran jasmani, dapat
dilakukan dengan pemberian nilai kuantitatif, hasil konversi dari :
Baik
sekali = 50
Baik = 40
Sedang = 30
Kurang = 20
Kurang
sakali = 10, dijumlahkan hasilnya secara
keseluruhan, kemudian dibagi sesuai dengan jumlah komponen yang diteskan.
Contoh
:
Tes
kebugaran yang dicapai Amir :
Tes
kecepatan = 6,9 = Baik = 40
Tes
daya tahan = 3,59 =
Sedang = 30
Nilai
akumulasi = (40 + 30) : 2 = 35
Jadi,
nilai akumulasi untuk dua komponen tes kebugaran Amir adalah : 35.
D. Pelaksanaan penilaian
Pelaksanaan penilaian dapat
dilkasifikasikan dalam bentuk-bentuk berikut:
1. Penilaian Formatif dan Sumatif
Penilaian formatif terjadi pada
setiap pembelajaran, yang berkaitan dengan tujuan khusus/jangka pendek.
Penilaian pada dasarnya adalah objektif, tapi pada jenjang biasanya lebih
subyektif dan dijadikan bahan dasar untuk meramaikan perencanaan pembelajaran
secara individual pada pembelajaran berikutnya.
Penilaian sumatif dilakukan setelah
menyelesaikan beberapa aspek pembelajaran, misalnya pada akhir satu unit
pembelajaran, semester atau akhir tahun dan merupakan pencapaian yang diperoleh
pada setiap kelas. Hasil atau status siswa dibandingkan dengan standar
normative atau pencapaian sebelumnya.
Kedua jenis penilaian tersebut
adalah penting, satu dan lainnya saling melengkapi. Bagaimanapun, penekanannya
adalah pada pengembangan dan perbaikan keterampilan pola gerak dasar yang
dijadikan bekal kea rah pola cabang-cabang olahraga.
2.
Penilaian Portofolio
Penilaian berbasis portofolio
merupakan suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan
perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dan catatan-catatan dan
dokumentasi pengalaman belajarnya (Budimansyah 2002).
Bagaimana gambaran pelaksanaan
penilaian berbasis portofolio? Misalkan kita akan menentukan nilai rapor peserta
didik . Dalam menentukan nilai rapor kita ragu apakah benar nilai tes hasil
belajar yang dicapai peserta didik, baik ketika tes tengah semester maupun
akhir semester itu merupakan prestasi siswa yang sebenarnya; apakah mereka
tidak menyontek, apakah mereka dalam keadaan sehat sewaktu tes, apakah bukan
merupakan suatu kebetulan mereka mendapatkan nilai baik, dan masih banyak
keraguan yang lainnya. Untuk mengatasi keraguan tersebut akhirnya kita
memutuskan untuk melibatkan seluruh aspek dan aktivitas peserta didik untuk
dijadikan penimbangan penentuan prestasi.
Pada dasarnya portofolio merupakan
koleksi karya peserta didik yang berkaitan denagan proses dan hasil belajar peserta
didik. Portifolio memuat semua pengalaman belajar peserts didik, baik bersifat
proses maupun hasil data yang dikumpulkan meliputi :
a.
Data perilaku interpersonal (misalnya; kerjasama,
menghargai perbedaan, dan persamaan orang lain)
b.
Data perilaku intrapersonal (misalnya; mengendalikan
diri disiplin, partisipasi aktif dalam aktivitas jasmani)
c.
Kinerja keterampilan
d.
Kebugaran jasmani
e.
Tugas-tugas khusus, dan bukti-bukti materi lain
(misalnya; mengadakan pertandingan, bentuk-bentuk penghargaan,dll)
f.
Penyusunan kliping (misalnya pertandinagan sepak bola
piala dunia)
Pengisian
format portofolio ini diisi oleh peserta didik pada guru, hasil yang dibuat
siswa di cek silang dengan hasil guru, kemudian ditemukan titik temu antara
pendapat siswa dan guru, bila ada perbedaan antara pendapat siswa dan guru,
maka dilakukan diskusi.
Penilaian
portofolio ini dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk menentukan angka
rapor, dan yang lebih utama dari penilaian portofolio ini adalah siswa
mengetahui secara jelas tentang perkembangan aspek pengatahuan, sikapdan
psikomotornya. Dengan data tersebut baik guru maupun siswa dapat melakukan
perbaikan terhadap aspek yang dirasa masih kurang
Pengorganisasian
karya peserta didik dan cara menyimpannya dapat dilakukan dengan cara bekerja
sama dengan peserta didik . Data yang dikumpulkan oleh peserta didik dibandingkan dengan data yang ada pada guru.
Format penilaian portofolio (lihat lampiran 8).
3. Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah proses
pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran dan kemampuan telah benar-benar dicapai dan dikuasai.
Prinsip-prinsip penilaian otentik
:
1.
Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran
2.
Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata
3.
Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode,
dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalamn belajar
4.
Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua
aspek dari tujuan pembelajaran (pengetahuan, sikap, dan keterampilan).
E. Pengorganisasian sebagai bahan laporan
Pengorganisasian
hasil penilaian dimulai dari pengumpulan data yang merupakan bahan mentah
sebelum dapat digunakan sebagai informasi. Data yang dikumpulkan nantinya akan
diolah melalui ilmu statistika. Data yang dikumpulkan kebenarannya harus
benar-benar dapa dipercaya.
Untuk
keperluan penghitungan, analisis atau laporan diperlukan pencatatan data dalam
bentuk yang lebih sederhana. Penyederhanaan pencatatan data ini dapat dilakukan
dengan pembulatan bilangan, tentunya dengan aturan-aturan yang lebih jelasdalam
statistikanya.
1.
Jenis Data
a.
Data Kualitatif, data ini disajikan tidak dalam bentuk
angka melainkan dalam bentuk kata-kata sifat, misalnya baik, sedang, kurang dan
lain-lain.
b.
Data Kuantitatif, adalah data yang berbentukbilangan
yang harganya berubah-ubah atau bersifat variatif. Data ini dapat digolongkan
dalam data diskrit (hasil penghitungan), dan data kontinyu (data hasil
pengukuran)
2.
Jenis Skala
a.
Skala bebas, skala yang ditentukan secara bebas oleh
pengambil data (penguji). Tidak ada yang salah dalam penemuan skala secara
bebas ini.