About Me

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 03 Februari 2014

TINDAKAN PENILAIAN KELAS


Evaluasi dalam Pendidikan Jasmani dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi dan status kebugaran peserta didik . Untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan yang diperoleh siswa dalam pencapaian kompetensi, maka untuk memperoleh jawabannya dibutuhkaninformasi yang lengkap melalui penilian.


Bukti kemajuan hasil belajar siswa dapat dilihat hasilnya dalam waktu singkat, dan ada juga yang dapat dilihat hasilnya setelah menempuh program jangka waktu panjang. Kemajuan hasil belajar peserta didik  harus dicatat dan dikdokumentasikan agar dapat diperhatikan peningkatannya pada peserta didik , orang tua atau pihak lain yang membutuhkannya.

A. Pengertian
        Penilaian adalah proses pengumpulan informasi, tentang perkembangan dan pencapaian kompetensi yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik, yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa kompetensi sebagai tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Penulisan itu sendiri memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.

1.            Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.
2.            Valid
Penilaian harus dilakukan dengan tepat dengan menggunakan alat ukur, metode dan criteria yang sesuai dengan karakteristik, dan esensi pengalaman belajar.
3.            Mendidik
Penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi peserta didik  yang berhasil dan memacu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil.
4.            Berorientasi kepada kompetensi
Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
5.      Adil dan obyektif
Penilaian harus adil terhadap semua peserta didik dan tidak membeda-bedakan latar belakang siswa yang tidak berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Obyektivitas penilaian tergantung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor pelaksanaan, kriteria pemberian angka, dan pembuatan keputusan pencapaian hasil belajar
6.      Terbuka
Kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan
7.      Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, teratur, dan terus-menerus, untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik . Hasil penilaian perlu di analisis dan ditindaklanjuti, dan merupakan bagian integral dari proses pembelajaran
8.      Menyeluruh
Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik harus dilaksanakan secara menyeluruh, utuh, tuntas mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor, dan berdasarkan pafa berbagai teknik dan prosedur penilaian serta berbagai bukti hasil belajar peserta didik
9.      Bermakna
Penilaian hendaknya mudah dipahami dan bias ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian mencerminkan gambaran utuh tentang prestasi peserta didik yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat, dan penguasaan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

 B. Tujuan Penilaian
1.      Mendignosa kekuatan dan kelemahan
Hasil tes dijadikan alat untuk kelemahan peserta didik  yang baik sebagai individu maupun kelompok. Tes ini didasarkan pada keterampilan dasar yang mencakup keterampilan dasar melempar, tangkap, menendang dan kemampuan lainnya. Pelaksanaan dilakukan pada awal tahun dengan maksud untuk mengetahui tingkat pencapaian terendah dan tertinggi. Data tersebut dijadikan bahan untuk pengelompakkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pada tes berikutnya hanya memfokuskan pada keterampilan yang lemah atau rendah.
2.      Bimbingan
Penilaian sebagai bimbingan hendaknya tidak membandingkan kemampuan antar satu peserta didik  dengan yang lainnya. Namun lebih diarahkan kepada pengembangan kemampuan individu masing-masing peserta didik .
3.      Motivasi
Penilaian merupakan suatu bentuk penghargaan (reward) atas keberhasilan ketercapaian kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, sedangkan atas kekurangberhasilan, haisil penilian dapat dijadikan sebagai motivasi baginya untuk beajar lebih giat.
4.      Laporan kemajuan peserta didik
Laporan penilaian perlu disampaikan kepada peserta didik . Hasil tersebut dapat dioergunakan untuk melakukan evaluasi diri dan dengan sendirinya peserta didik secara tegas mengetahui apa yang telah diperolehnya selama mengukuti program pembelajaran penjas.
5.      Laporan kemajuan pada orang tua
Orant tua dapat mengetahui perkembangan peserta didik . Perkembangan berhubungan dengan status siswa dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar, tingkat kebugaran peserta didik  secara umum, dan tentang sikap social sebagai akibat dari program penjas. Prosedur laporan kemajuan pada orang tua bervariasi.Pada saat ini beberapa sekolah melakukan pelaporan melalui pertemuan antara orang tua dan sekolah dan laporan yang diberikan pada orang tua dalam bentuk deskriptif yang memuat tahap perkembangan untuk ketiga area yang dilihat. Dan biasanya satu raport dari seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah.

Sebagaimana penilaian pembelajaran pada mata pelajaran lainnya, penilaian pendidikan jasmani juga mencakup tiga tahap yaitu kognitif, afektif dan fisikomotorik. Selain ketiga ranah tersebut, satu ranah yang perlu dinilai dalam penjas sekaligus sebagai cirri khusus mata pelajaran adalah penilaian terhadap kebugaran jasmani peserta didik .

C. Aspek penilaian
1.         Penilaian Ranah Kognitif
        Penilaian ranah kognitif  hampir selalu mendominasi dalam pelaksanaan penilaian berbagai mata pelajaran. Didalam pendidikan jasmani, diperlukan pula penilaian terhadap ranah kognitif ini. Tetapi perlu dilakukan secara professional, mengingat karakteristik yang melekat pada program penjas. Ranah kognitif memiliki enam jenjang  (Sesuai dengan taksonomi blom), yaitu

a.          Pengetahuan, kemampuan mengingat (misalnya peserta didik  menjelaskan bagaimana cara melakukan pasing bawah dalam permainan bola voly.

b.         Pemahaman, kemampuan memahami (misalnya peserta didik mampu menyimpulkan teknik pasing bawah yang dilihat dari video).

c.          Aplikasi, kemampuan penerapan (misalnya menggunakan teknik pasing dalam permainan sebagai bagian dari taktik bermain).

d.         Analisis, kemampuan menganalisis suatu informasi analisis yang luas menjadi bagian-bagian kecil, misalnya: Menganalisis berbagai teknik gerak dalam permainan bola voly (service, passing, smesh, blok)

e.          Sintesis, kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan (misalnya menerapkan berbagai(gabungan) teknik dasar, dalam suatu permainan bola voly).

f.          Evaluasi, kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu.

CONTOH PENILAIAN RANAH KOGNITIF
Contoh format penilaian kognitif pembelajaran passing bawah dalam permainan bola voly dengan metode resiprokal:
No
Nama
Pengetahuan
Aplikasi
Evaluasi
Jumlah
Nilai


1.                               
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3


01
Amir



X


X

x


7
77,8
















Prosentase penguasaan kognitif passing bawah =(jumlah: skor maximum) x 100%.

Kriteria penilaian
a.       Jenjang pengetahuan
Skor 3, jika peserta didik mampu menjelaskan tentang jenis-jenis passing dalam bola voli, tata urutan melakukan passing bawah, menyebutkan unsure-unsur kebugaran yang dapat dilatih dengan melakukan passing bawah.
Skor 2, jika peserta didik  mampu menjelaskan dua pertanyaan diatas.
Skor1, jika peserta didik  mampu menjelaskan salah satu pertanyaan diatas.
Skor 0, jika tidak satupun pertanyaan diatas mampu dijelaskan
b.      Jenjang apilkasi
Skor 4, jika peserta didik  mampu menjelaskan cara melakukan passing bawah, mulai dari pandangan mata, sikap dan gerak tangan, sikap dan gerak badan, serta sikap dan gerak kaki.
Skor 3, jika peserta didik  mampu menjelaskan dua pertanyaan diatas.
Skor 2, jika peserta didik  mampu menjelaskan dua pertanyaan  diatas.
Skor 1, jika  peserta didik mampu menjelaskan salah satu pertanyaan diatas.
Skor 0, jika tidak satupun pertanyaan diatas mampu dijelaskan.
c.       Jenjang Evaluasi
Skor 2, jika peserta didik mampu menevaluasi kesalahan gerak pasangannya, dan mampu memperbaikinya.
Skor 1, jika peserta didik  mampu menunjukan gerak yang salah atau yang benar dari pasangannya.

Contoh Penghitungan Nilai
Nilai kognitif Amir = (7/9) X 100%
                                 = 77,8 %
Untuk melakukan penilaian ranah kognitif diperlukan :
a.          Lembar pertanyaan
b.         Lembar pengamatan
c.          Kelengkapan lain yang diperlukan.

1.      Penilaian Ranah Afektif
    Penilaian afektif dibagi atas penilaian afektif umum (budi pekerti) dan penilaian afektif permata pelajaran. Aspek afektif meliputi penilaian sikap, perilaku, minat, emosi, motivasi, kerjasama dan koordinasi dari setiap peserta didik. Penilaian afektif dapat dilakukan melalui pengamatan dan interaksi langsung secara terus menerus. Penilaian aspek ini pada umumnya dilakukan secara non – tes (misalnya; untuk mengetahui siapa peserta didik yang bisa dipercaya, siapa peserta didik yang disiplin, siapa yang berminat dalam menekuni salah satu cabang olah raga, dll)
   Prinsip penilian harus bekesinambungan dan menyeluruh, setiap informasi yang diperoleh dikumpulkan dan disimpan sebagai referensi dalam penilaian berikutnya.

CONTOH PENILAIAN RANAH AFEKTIF

No
Nama
Kerjasama
Sportivitas
Komunikasi lisan
Jumlah
Nilai
1.                               
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3


01
Amir



X


X

x


8
88,9

















Keterangan : mendapat nilai TINGGI jika skor antara 7 – 9
Mendapat nilai SEDANG jika skor antara 4 – 6
Mendapat nilai RENDAH jika skor antara 0 – 3
Kriteria penilaian :
1.      Aspek kerjasama
Skor 3, jika dengan rela membantu teman, memberikan saran tanpa diminta, menerima saran dengan ikhlas
Skor 2, jika hanya dua yang dilakukan
Skor 1, jika hanya satu yang dilakukan
Skor 0, jika tidak satupun kriteria dilakukan

2.      Aspek sportivitas
Skor 3, jika menghargai pendapat teman kelompok, berpegang pada aturan/petunjuk yang ada di LKS, dengan sadar meminta bantuan teman jika menemui kesulitan
Skor 2, jika hanya dua yang dilakukan
Skor 1, jika hanya satu yang dilakukan
Skor 0, jika tidak satupun kriteria dilakukan

3.      Aspek Komunikasi lisan
Skor 3, jika mendengarkan saran dengan baik, menyampaikan saran dengan satun, adanya interaksi dua arah sesame teman
Skor 2, jika hanya dua yang dilakukan
Skor 1, jika hanya satu yang dilakukan
Skor 0, jika tidak satupun kriteria dilakukan

4.      Penilaian Ranah Psikomotor
Penilaian Ranah Psikomotor dilakukan sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Penilaian psikomotor dilakukan dengan pengamatan terhadap keterampilan yang dilakuka peserta didik. Ranah psikomotor mempunyai enam jenjang kemampuan yaitu :
a.       Gerak refleks berarti kegiatan yang muncul tanpa sadar dalam menjawab stimulus.
b.      Gerak dasar adalah perpaduan gerak refleks dan dasar – dasar dari keterampilan
c.       Kemampuan perceptual adalah merupakan interpretasi stimulus dengan berbagai cara yang memberi data kepada seseorang untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungannya.
d.      Kemampuan fisik merupakan karakteristik fungsional dan kekuatan organik yang esensial bagi perkembangan gerak yang sangat terampil
e.       Gerak terampil merupakan tingkat efesiensi pada saat merupakan tugas -  tugas gerak kompleks yang didasarkan atas pola gerak intern
f.       Komunikasi non diskursif adalah komunikasi melalui gerakan tubuh, mulai dari ekspresi muka sampai gerakan koreografis yang rumit.
Dalam pelaksanaan penilaian psikomotor perlu diperhatikan penilaian proses dan produk contoh dibawah ini dapat menggambarkan pelaksanaan penilaian psikomotor secara lengkap.

CONTOH  PENILAIAN PSIKOMOTOR
A.    Contoh penilaian proses passing bawah (penilaian keterampilan kecabangan) 

No
Nama
Sikap Aw al
Gerakan
Sikap Aktif
Jumlah
Nilai proses
Nilai produk
Nilai akhir
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3




1
Amir


x




x

x

9
88,9
80
77.5
2
















Prosentase nilai proses = (jumlah : skor maksimum) X 100%

Kriteria Penilaian :
Pelaksanaan Passing Bawah (proses)
1.      Sikap awal passing bawah
      Nilai 4 jika:
a.       Pandangan mata ke arah datangnya bola
b.      Badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya terletak diantara dua kaki
c.       Kedua telapak tangan ditumpuk terbuka menghadap ke atas dengan lengan diluruskan ke bawah secara rileks
d.      Kedua tungkai sedikit ditekuk dengan lutut tetap menghadap ke depan dan di buka selebar bahu.
                        Nilai 3 jika kriteria dilakukan secara benar
                        Nilai 2 jika hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar
                        Nilai 1 jika hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar
                        Nulai 0 jika tidak satupun kriteria dilakukan secara benar

2.      Pelaksanaan Gerak
      Nilai 4 jika:
a.       Pandangan mata ke arah datangnya bola
b.      Badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya terletak diantara dua kaki.
c.       Kedua lengan diayun kea rah depan atas hingga setinggi bahu, sehingga arah gerak bola membentuk lintasan parabola
d.      Salah satu kaki dilangkahkan ke depan, kemudian kedua tungkai diluruskan hingga kaki jingkai bersamaan dengan penekanan hingga lepasnya bola.

                        Nilai 3 jika kriteria dilakukan secara benar
                        Nilai 2 jika hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar
                        Nilai 1 jika hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar
                        Nulai 0 jika tidak satupun kriteria dilakukan secara benar

3.      Sikap Akhir
Kembali ke sikap semula
      Nilai 4 jika:
a.       Pandangan mata ke arah datangnya bola
b.      Badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya terletak diantara dua kaki.
c.       Kedua telapak tangan ditumpuk terbuka menghadap ke atas dengan lengan diluruskan ke bawah secara relaks
d.      Kedua tungkai sedikit ditekuk dengan lutut tetap menghadap ke depan dan di buka selebar bahu.
                        Nilai 3 jika kriteria dilakukan secara benar
                        Nilai 2 jika hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar
                        Nilai 1 jika hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar
                        Nulai 0 jika tidak satupun kriteria dilakukan secara benar

A.    Contoh Penilaian Produk Passing Bawah
Penilaian produk passing bawah sebagaimana penilaian keterampilan lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah. Penyesuaian (modifikasi) atas tes-tes keterampilan dapat dilakukan dengan catatan tidak melupakan atau menyalahi prinsip-prinsip penilaian (validitas, reliabilitas, dan lain-lain). Contoh berikut adalah salah satu model tes keterampilan passing bawah yang dikembangkan oleh Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Depdiknas dengan pemodifikasian pada noram yang dipakai untuk menentukan prosentasi penguasaan.

Teknis pelaksanaan :
Alat dan perlengkapan
a.       Tiang dengan ukuran 2,30 m
b.      Bola voli
c.       Stopwatch
d.      Lapangan dengan bentuk segi empat 4.5 x 4,5 m
 Pelaksanaan :
a.       Peserta berdiri di lapangan ukuran 4.5 x 4,5 m
b.      Setelah aba-aba “ya” bola dilambungkan oleh siswa dan melakukan passing bawah dengan ketinggian melampau tiang selama 60 detik
c.       Jika bola terpental keluar arena, siswa segera kembali memulai lagi
d.      Tidak dihitung perolehan passing jika, siswa berada diluar area atau bola tidak melampau ketinggian tiang.
                  Norma nilai produk passing bawah setelah dimodifikasi adalah :
a.       40 kai atau lebih tingakat penguasaan 100%
b.      35 – 39 kali tingkat penguasaan 90%
c.       30 – 34 kali tingkat penguasaan 80%
d.      25 – 29 kali tingkat penguasaan 70%
e.       20 – 24 kali tingkat penguasaan 60%
f.       Kurang dari 20 kali tingkat penguasaan di bawah 50%

B.     Contoh Penentuan Nilai Psikomotor
Nilai psikomotor = (Nilai Proses + Nilai Produk) : 2
Contoh Skor Proses Amir : 9
Skor Maksimum : 12, maka Nilai Proses Amir           = 9/12 x 100%
                                                                                    = 75 %
Nilai Produk Passing Bawah Amir : Dalam satu menit Amir mampu melakukan passing bawah 34 kali, maka Nilai Produk Amir = 30%
Jadi Nilai Psikomotor Amir                                        = (75% + 50%) : 2
                                                                                    = 77,5

Penilaian Ranah Kebugaran Jasmani
Penilaian kebugaran jasmani meliputi
1)      Penilaian kesehatan;
Penilaian terhadap kesehatan dilakukan oleh dokter. Tujuannya adalah agar guru Pendidikan jasmani mengetahui kebutuhan dan batas-batas kemampuan siswa dalam latihan. Penilaian ini dilakukan sebelum atau pada awal siswa masuk ke sekolah.

2)      Postur (tinggi dan berat badan)
Hasil penelitian menyatakan adanya hubungan antara postur dan fisik yang buruk terhadap kesehatan mental. Observasi terhadap kebiasaan sikap tubuh dan pengujian secara periodic merupakan hal yang penting dalam memperbaiki dan membentuk sikap tubuh. Pengukuran tinggi dan berat badan sebaiknya dilakukan dua hingga tiga kali dalam setahun.

3)      Kebugaran Jasmani
Beberapa komponen kebugaran perlu diukur pada awal ahun pelajaran, sehingga diketahui kelemahan siswa untuk upaya perbaikannya.
Kebugaran jasmani dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk, yaitu:
a.       Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness), terdiri dari ; daya tahan cardiovascular, daya tahan otot, kekuatan otot, dan komposisi tubuh.
b.      Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness), terdiri dari ; kecepatan, kecepatan reaksi daya ledak, kelincahan, keseimbangan, ketepatan dan koordinasi.

CONTOH TES KEBUGARAN JASMANI

A.    Tes Kecepatan

1.      Alat dan fasilitas :
a.       Lintasan rata dan lurus diberi tanda dengan jarak 50 m
b.      Bendera start, peluit, stopwatch, formulir, dan alat tulis
2.      Pelaksanaan :
a.       Sikap permulaan peserta berdiri di belakang garis start
b.      Sikap dengan start berdiri, pada saat aba-aba “ya” peserta berlari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 50 m
c.       Tes dinyatakan gagal jika terjadi pencurian start mengganggu pelari lain dan adanya pelanggaran lain.
3.      Hasil test :
Waktu tercepat yan gdicatat dari dua kali kesempatan berlari, dan pencatatan sampai dengan satu angka di belakang koma.
4.      Norma Penilaian
Putera
Puteri
Baik sekali   < 6,7
Baik  6,8 -7,6
Sedang 7,7 -8,7
Kurang 8,8 -10,3
Kurangbsekali 10,4>
Baik sekali   < 7,7
Baik  7,8 -8,7
Sedang 8,8 -9,9
Kurang 10,11,9
Kurangbsekali 12,4>


A.    Tes Daya Tahan
1.      Alat dan fasilitas :
a.       Lintasan lari yang arata sepanjang 1000 m untuk putera dan 800 m untuk puteri.
b.      Bendera start, peluit, stopwatch, formulir, dan alat tulis
2.      Pelasanaan :
a.       Sikap permulaan peserta berdiri di belakang garis start, siap deangan start berdiri, pada
b.      Saat aba-aba “ya” peserta berlari menuju garis finish, menempuh jarak 1000 m, dan 800 m untuk puteri.
c.       Tes dinyatakan gagal jika terjadi pencurian start, mengganggu pelari lain, dan adanya pelanggaran lain.
1)      Hasil tes
a)      Hasil tes :
Waktu dicatat sampai dengan dua angka di belakang koma.
Norma penilaian :
Putera
Puteri
Baik sekali   < 3,04
Baik  3,05-3,533
Sedang 3,54 – 4 ,46
Kurang 4,47 -604
Kurangbsekali 6,05>
Baik sekali   < 3, 5,7
Baik  3,07 - 355
Sedang 3,56-4,58
Kurang 4,59- 6,40
Kurangbsekali 6,41>

Catatan : untuk akumulasi penilaian dari semua komponen kebugaran jasmani, dapat dilakukan dengan pemberian nilai kuantitatif, hasil konversi dari :

Baik sekali       = 50
Baik                 = 40
Sedang                        = 30
Kurang                        = 20
Kurang sakali  = 10, dijumlahkan hasilnya secara keseluruhan, kemudian dibagi sesuai dengan jumlah komponen yang diteskan.

Contoh :
Tes kebugaran yang dicapai Amir :
Tes kecepatan              = 6,9 = Baik = 40
Tes daya tahan                        = 3,59 = Sedang = 30
Nilai akumulasi           = (40 + 30) : 2 = 35
Jadi, nilai akumulasi untuk dua komponen tes kebugaran Amir adalah : 35.

D. Pelaksanaan penilaian
Pelaksanaan penilaian dapat dilkasifikasikan dalam bentuk-bentuk berikut:
1.      Penilaian Formatif dan Sumatif
Penilaian formatif terjadi pada setiap pembelajaran, yang berkaitan dengan tujuan khusus/jangka pendek. Penilaian pada dasarnya adalah objektif, tapi pada jenjang biasanya lebih subyektif dan dijadikan bahan dasar untuk meramaikan perencanaan pembelajaran secara individual pada pembelajaran berikutnya.

Penilaian sumatif dilakukan setelah menyelesaikan beberapa aspek pembelajaran, misalnya pada akhir satu unit pembelajaran, semester atau akhir tahun dan merupakan pencapaian yang diperoleh pada setiap kelas. Hasil atau status siswa dibandingkan dengan standar normative atau pencapaian sebelumnya.

Kedua jenis penilaian tersebut adalah penting, satu dan lainnya saling melengkapi. Bagaimanapun, penekanannya adalah pada pengembangan dan perbaikan keterampilan pola gerak dasar yang dijadikan bekal kea rah pola cabang-cabang olahraga.

2.      Penilaian Portofolio
Penilaian berbasis portofolio merupakan suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik  yang bersumber dan catatan-catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya (Budimansyah 2002).

Bagaimana gambaran pelaksanaan penilaian berbasis portofolio? Misalkan kita akan menentukan nilai rapor peserta didik . Dalam menentukan nilai rapor kita ragu apakah benar nilai tes hasil belajar yang dicapai peserta didik, baik ketika tes tengah semester maupun akhir semester itu merupakan prestasi siswa yang sebenarnya; apakah mereka tidak menyontek, apakah mereka dalam keadaan sehat sewaktu tes, apakah bukan merupakan suatu kebetulan mereka mendapatkan nilai baik, dan masih banyak keraguan yang lainnya. Untuk mengatasi keraguan tersebut akhirnya kita memutuskan untuk melibatkan seluruh aspek dan aktivitas peserta didik untuk dijadikan penimbangan penentuan prestasi.

Pada dasarnya portofolio merupakan koleksi karya peserta didik yang berkaitan denagan proses dan hasil belajar peserta didik. Portifolio memuat semua pengalaman belajar peserts didik, baik bersifat proses maupun hasil data yang dikumpulkan meliputi :
a.       Data perilaku interpersonal (misalnya; kerjasama, menghargai perbedaan, dan persamaan orang lain)
b.      Data perilaku intrapersonal (misalnya; mengendalikan diri disiplin, partisipasi aktif dalam aktivitas jasmani)
c.       Kinerja keterampilan
d.      Kebugaran jasmani
e.       Tugas-tugas khusus, dan bukti-bukti materi lain (misalnya; mengadakan pertandingan, bentuk-bentuk penghargaan,dll)
f.       Penyusunan kliping (misalnya pertandinagan sepak bola piala dunia)
                 
Pengisian format portofolio ini diisi oleh peserta didik pada guru, hasil yang dibuat siswa di cek silang dengan hasil guru, kemudian ditemukan titik temu antara pendapat siswa dan guru, bila ada perbedaan antara pendapat siswa dan guru, maka dilakukan diskusi.
Penilaian portofolio ini dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk menentukan angka rapor, dan yang lebih utama dari penilaian portofolio ini adalah siswa mengetahui secara jelas tentang perkembangan aspek pengatahuan, sikapdan psikomotornya. Dengan data tersebut baik guru maupun siswa dapat melakukan perbaikan terhadap aspek yang dirasa masih kurang

Pengorganisasian karya peserta didik dan cara menyimpannya dapat dilakukan dengan cara bekerja sama dengan peserta didik . Data yang dikumpulkan oleh peserta didik  dibandingkan dengan data yang ada pada guru. Format penilaian portofolio (lihat lampiran 8).

3.      Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan telah benar-benar dicapai dan dikuasai.

Prinsip-prinsip penilaian otentik :
1.      Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran
2.      Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata
3.      Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalamn belajar
4.      Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (pengetahuan, sikap, dan keterampilan).
E. Pengorganisasian sebagai bahan laporan

Pengorganisasian hasil penilaian dimulai dari pengumpulan data yang merupakan bahan mentah sebelum dapat digunakan sebagai informasi. Data yang dikumpulkan nantinya akan diolah melalui ilmu statistika. Data yang dikumpulkan kebenarannya harus benar-benar dapa dipercaya.

Untuk keperluan penghitungan, analisis atau laporan diperlukan pencatatan data dalam bentuk yang lebih sederhana. Penyederhanaan pencatatan data ini dapat dilakukan dengan pembulatan bilangan, tentunya dengan aturan-aturan yang lebih jelasdalam statistikanya.

1.      Jenis Data
a.       Data Kualitatif, data ini disajikan tidak dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk kata-kata sifat, misalnya baik, sedang, kurang dan lain-lain.
b.      Data Kuantitatif, adalah data yang berbentukbilangan yang harganya berubah-ubah atau bersifat variatif. Data ini dapat digolongkan dalam data diskrit (hasil penghitungan), dan data kontinyu (data hasil pengukuran)
2.      Jenis Skala
a.       Skala bebas, skala yang ditentukan secara bebas oleh pengambil data (penguji). Tidak ada yang salah dalam penemuan skala secara bebas ini.